SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Sejumlah isu atau persoalan terkait pendidikan di Kabupaten Sidoarjo dibahas oleh komunitas Jagongan Sedulur Sidoarjo (JSS) dalam diskusi ringan yang digelar di depot Warung Darjo (WD) Perumahan Taman Tiara, Sidoarjo, Sabtu (23/7) malam.
Dalam forum itu muncul dibahas, beberapa 'kasus' pendidikan mulai dari keberadaan sekolah favorit yang berpusat di kawasan kota, biaya pendidikan, sekolah gratis hingga tentang kesejahteraan guru yang dinilai masih kurang.
Baca Juga: IIS SMP Progresif Bumi Shalawat Gelar 2 Kegiatan saat Peringati Hari Sumpah Pemuda 2024
"Forum ini tidak untuk saling menghujat, namun untuk mencari solusi bersama terkait persoalan yang ada," cetus Cak Priyo Aljabar, sang moderator.
Terkait keluhan biaya pendidikan, dalam forum, Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, H Usman menegaskan, mulai tahun 2017 nanti, Sidoarjo bakal menanggung biaya wajib belajar 9 tahun, yakni SD/MI dan SMP/MTs. Sehingga dua jenjang pendidikan, ini bakal gratis.
Caranya dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) Regional menambah anggaran untuk dana Biaya Operasional Sekolah Daerah (Bosda). "Untuk itu, nantinya sedikitnya butuh dana Rp 260 Miliar pertahun," tandas anggota dewan asal PKB ini.
Baca Juga: Bhabinkamtibmas dan Babinsa Rejeni Jadi Pembina Upacara di SMK Islam Krembung
Terkait sekolah favorit yang memusat di kota, H Usman bakal merekomendasikan kepada Dinas Pendidikan (Diknas) agar mengupayakan sekolah unggulan berdasarkan kewilayahan (zonanisasi).
Sedangkan Ketua PGRI Kabupaten Sidoarjo, Suprapto menegaskan, pihaknya akan terus mendampingi para guru untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraannya. "Alhamdulillah, mulai tahun lalu, guru tidak tetap (GTT) yang mengajar di SD Negeri, dapat tambahan tunjangan Rp 1 juta/bulan. Dan dananya bersumber dari APBD Kabupaten Sidoarjo," cetus Suprapto.
Sementara, dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Hasan Ubaidillah menyatakan Umsida turut berkontribusi mengupayakan SDM untuk peningkatan kualitas pendidikan di Sidoarjo. "Kami siap mencetak tenaga pendidik berkualitas diantaranya melalui program Pendidikan Guru SD (PGSD)," tandas Kabag Humas Umsida ini.
Baca Juga: Antusias Masyarakat Tinggi, Plt Bupati Sidoarjo Bakal Tambah Kuota Beasiswa Pendidikan
Dalam diskusi ringan namun serius ini, juga ada testimoni dari praktisi pendidikan non formal, Jainul Rahmat yang bercerita soal upayanya merintis Pusat Kelompok Belajar Masyarakat (PKBM) sejak tiga tahun lalu. "Terus terang, saat ini, dananya masih mengandalkan uluran tangan para donatur," cetus Direktur PKBM Melati Indonesia ini.
Selain mahasiswa dan LSM, forum jagongan ini juga dihadiri sejumlah anggota DPRD Sidoarjo dan beberapa guru serta aktivis pemuda. Hadir pula akademisi Universitas Airlangga (Unair) Sukowidodo yang memberikan semangat agar forum semacam ini terus berkelanjutan dan membahas beragam topik, terutama terkait persoalan-persoalan yang muncul di Kabupaten Sidoarjo. (sta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News