BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Peningkatan gas belerang atau gas H2S di dasar kawah Gunung Ijen ternyata tidak menyurutkan niat pengunjung untuk datang ke kawasan wisata Gunung Ijen, Desa Tamansari, Licin. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi mencatat, cukup banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Ijen.
Kepala Disbudpar Banyuwangi M. Yanuarta Bramuda menyatakan, ’’Pada Sabtu–Minggu, ada 500 wisatawan lokal yang datang.’’
Baca Juga: Khofifah Komentari soal Jatim yang Disebut Jadi Destinasi Wisata Populer 2023
Bagaimana dengan jumlah wisatawan mancanegara (wisman)? Bram, sapaan Bramuda, menyebutkan, per hari jumlah wisman mencapai 30 orang. Mereka datang dari Prancis dan Australia. Sebagian wisatawan itu mengenakan masker oksigen saat naik ke kawah.
Kendati tidak ada penurunan jumlah pengunjung di kawah Gunung Ijen, dengan kondisi cuaca dan adanya peningkatan gas belerang di dasar kawah, pihaknya tetap mengimbau wisatawan untuk berhati-hati.
Selain hujan yang membuat medan pendakian licin, peningkatan gas belerang di kawah juga dirasa membahayakan para pendaki.
Baca Juga: Usai Makan Korban Jiwa WNA China, Spot Foto Kawah Ijen Banyuwangi Ditutup
”Pendakian tidak ditutup. Pengunjung tetap berhati-hati dan taati perintah PPGA Ijen untuk tidak mendekat ke kawah dengan radius 1 kilometer,”pesannya.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ijen, Bambang Hery Purwanto mengatakan, hujan lebat di malam hari memicu peningkatan produksi gas belerang. Sehingga, para pendaki diminta berhati-hati karena gas ini berbahaya bagi kesehatan.
“Pemberlakuan buka tutup ini sudah lama dilakukan. Tujuannya, memberikan keamanan bagi pengunjung,”kata dia.
Baca Juga: WNA asal China Tewas, Usai Terpeleset ke Jurang Kawah Ijen Banyuwangi
Hery menambahkan, buka tutup jalur pendakian dilakukan hanya ketika cuaca tak bersahabat. Selama ini, jalur pendakian baru dibuka pukul 24.00 WIB dan ditutup kembali mulai pukul 12.00 WIB. Jika aktivitas gas belerang membahayakan, jalur pendakian bisa ditutup total.
Kini, meski jalur pendakian masih dibuka, wisatawan dilarang mendekati kawah hingga radius 1 kilometer (km). Jika para pendaki nekat, dikhawatirkan berdampak pada keamanan.
“Memang ada peningkatan aktivitas gas, tapi tak terlalu tajam. Tapi tetap harus berhati-hati,” ujarnya.
Baca Juga: Khofifah: Tinggal Pilih, di Jatim Ada 1.396 Wisata, ini Destinasi Eksotik Tiap Kabupaten
Menurut Hery, peningkatan gas belerang tak diikuti naiknya status Gunung Ijen. Artinya, status gunung berapi ini tetap normal. Menurutnya, hujan memang memicu peningkatan gas belereng di dasar kawah. Sebab, sinar matahari tak sampai menyentuh bagian bawah kawah. Dampaknya, gas belerang di dasar kawah menjadi pekat.
Hujan lebat yang kerap mengguyur Ijen, selain menyebabkan gas belerang meningkat, jalur pendakian juga menjadi licin. “Intinya, pendaki kami minta berhati-hati,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur Wilayah V Banyuwangi, Sumpena.
Gunung Ijen yang berada di Barat Kota Banyuwangi dikenal dengan kawah belerang yang indah. Puncak Ijen di ketinggian 2443 meter dari permukaan laut (mdpl) juga menawarkan api biru di malam hari yang menawan. Beberapa tahun terakhir, pesona Ijen cukup menarik banyak wisatawan, lokal maupun asing. (okz/ana/ns)
Baca Juga: Berikut 5 Gunung dengan Pemandangan Terbaik di Jawa Timur, Referensi untuk Libur Lebaran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News