BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Operator migas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (J-TB), Pertamina EP Cepu (PEPC), menegaskan jika alokasi gas saat produksi pada 2019 nanti 65 persen untuk Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan 35 persen untuk pabrik pupuk PT Pupuk Kujang.
"Meski tahun ini segera melakukan perjanjian jual beli gas (PJBG), namun keduanya baik PLN maupun Pupuk Kujang belum sepakat terkait harga," ujar Direktur Utama PEPC, Adriansyah, Jumat (12/8).
Baca Juga: Pertamina EP Cepu Berhasil Selesaikan Operasional Drilling Lebih Cepat dari Target
Sampai saat ini, patokan harga gas di J-TB sebesar US$ 8 eskalasi dua persen per mmbtu. Harga ini sesuai dengan proposal rencana pengembangan lapangan atau Plan of Development (PoD) Lapangan J-TB yang sudah disetujui oleh pemerintah.
"Baik PLN maupun PT Pupuk Kujang menginginkan harga yang lebih rendah, yaitu US$ 7 per Million Metric British thermal unit (MMBtu)," imbuhnya,
Meski harga gas industri turun sesuai Pepres No 40 tahun 2016 tentang penetapan harga gas, namun PEPC tetap berpatokan pada harga sesuai PoD.
Baca Juga: Efisiensi Anggaran, Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field Alihkan Power Genset ke PLN
"Solusinya ya ada di pemerintah, mungkin melalui subsidi atau berdasarkan penurunan harga," tandasnya,
Untuk diketahui, Unitisasi Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru ditargetkan mulai berproduksi sebesar 227 juta kaki kubik per hari pada kuartal pertama pada tahun 2019, sedang puncak produksinya sebesar 315 juta kaki kubik ditargetkan pada tahun 2020. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News