BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Siti Hamidah, Warga Desa Pelem, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro ini memang sejak kecil suka menjahit. Namun, perempuan yang juga ibu rumah tangga (IRT) itu selama ini mempelajari jahit-menjahit secara autodidak, sampai kemudian PT Pertamina EP Cepu (PEPC) menggelar pelatihan bagi masyarakat di wilayah operasi pada 2018.
Dalam pelatihan menjahit yang digelar selama 20 hari yang diikuti oleh 20 orang peserta dari 4 desa sekitar proyek JTB tersebut, Hamidah dibekali teknik-teknik dasar menjahit.
Baca Juga: DPUR Sampang Bangun Akses Jalan Poros Palenggiyan - Karang Gayam
"Setelah ikut pelatihan, saya akhirnya bisa memotong dan mengukur baju dengan baik," ujar Hamidah, Selasa (22/9/2020).
Apalagi, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) yang bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja tak hanya berhenti pada pelatihan. Para pelaku usaha mikro kecil menengah ini mendapat bantuan peralatan, seperti mesin jahit, mesin obras, gunting jahit, penggaris, serta kelengkapan menjahit lainnya. Bantuan juga kembali diberikan setelah pelatihan menjahit tingkat lanjut digelar pada 2019.
"Saat itu bantuannya sesuai request kami," kata Hamidah yang mendapat bantuan paket peralatan menjahit yang terdiri dari 16 items termasuk berupa mesin obras, etalase, meja fitting, dan setrika.
Baca Juga: Hadiri HDI di Jatim, Penasihat DWP Kemensos RI Soroti Peluang Kerja Bagi Penyandang Disabilitas
Bermodal keterampilan hasil pelatihan, Hamidah mengembangkan usaha jahit busana Hamidah Collection pada 2018. Ia memilih menerima pesanan pembuatan gamis dan terutama pakaian khusus wanita. "Alhamdulillah, sekarang lebih maju. Saya lebih sering mendapat orderan setiap hari," katanya.
Sementara pada masa pandemi Covid-19, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) memesan lima ribu lembar masker kepada para peserta pelatihan. Ada 16 orang warga yang mengerjakan pesanan tersebut. "Saya sendiri mengerjakan tiga ratus lembar. Selain itu, saya juga dapat pesanan pembuatan masker dari perusahaan lain," kata Hamidah.
Hamidah tak sendirian. Atik Aisah, temannya satu desa juga mengikuti pelatihan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) sejak 2016. "Awalnya, saya ikut pelatihan membatik cap. Tahun 2017 ada pelatihan membuat tas," ucap Atik Aisah.
Baca Juga: Kerja Sama SIER dan Danareksa: UMKM Indonesia Sampai ke Malaysia
Mahir membuat batik cap tak lantas membuat usaha Atik lancar. Produksi batik tak semudah yang dibayangkan. "Modal dan penjualannya sulit. Akhirnya tahun 2018 ada pelatihan menjahit, saya pun ikut," kata Atik Aisah.
Pelatihan menjahit melengkapi keterampilan Atik. Kini, dia tak hanya mengandalkan produksi dan penjualan kain batik cap Bojonegoro. Saat tak melayani permintaan konsumen untuk menjahitkan baju, ia membuat pakaian dari kain batik cap yang diproduksinya sendiri.
Atik mendapat bantuan berupa mesin jahit yang memungkinkannya menerima pesanan dengan bahan kain tipis maupun tebal. Usaha Atik Tailor yang dikelolanya berkembang. "Saya sekarang hampir setiap hari terima pesanan," katanya.
Baca Juga: Bupati Kediri Dirikan Rumah Kemasan untuk Pelaku UMKM
Edy Purnomo, JTB Site Office & PGA Manager PEPC, senang dengan perkembangan peserta pelatihan. Pelatihan dilakukan untuk warga Desa Kaliombo, Bandungrejo, Talok, Ngasem, Pelem, dan Dolokgede sejak 2015 hingga 2019.
"Tujuan dari dilaksanakannya program pelatihan ini memang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah operasi. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menstimulasi pertumbuhan wirausaha mandiri di sekitar lokasi proyek, sehingga akan berdampak pada penurunan tingkat pengangguran dan peningkatan ekonomi makro wilayah Bojonegoro," ujarnya. (nur/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News