KENDARI, BANGSAONLINE.com - Para kiai yang punya komitmen untuk memebentengi Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah warisan Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari terus bergerak menangkal invansi ideologi transnasional Syiah, Wahabi, Komunis dan sebagainya. Bahkan pada 8-9 September 2016 para kiai itu berkumpul di Pondok Pesantren Minhajut Thullab Konsel. Mereka menggelar Halaqoh Kiai dan Pengasuh Pondok Pesantren se-Sulawesi Tenggara dalam rangka penguatan paham Aswaja An-Nahdliyah untuk kader bangsa.
Para kiai pengasuh pondok pesantren itu mendapuk KH A Hasyim Muzadi sebagai pembicara utama. Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang Jawa Timur dan Depok Jawa Barat itu bakal menyampaikan pokok-pokok pikiran tentang tantangan Aswaja dalam menghadapi serbuan ideologi global.
Baca Juga: Ketua MUI Pusat: Masjid-Mushalla Jangan Dijadikan Tempat Kampanye Politik
Selain Kiai Hasyim Muzadi juga tampil KH Cholil Nafis, PhD, Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat yang mantan wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU ini bakal membahas soal kondisi Aswaja di tengah Firqoh.
Dalam halaqah yang dihadiri para pengasuh pondok pesantren se-Sulawesi Tenggara itu juga dibahas soal leadership dan kepemimpinan teladan ala Rasulullah. Kajian ini bakal disampaikan oleh Dr. KH Shoviyulloh MZ (dosen UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta).
Sementara Bahtsul Masail bakal dipandu oleh Dr. KH Fadlolan Musyafa (dosen UIN Walisongo Semarang).
Baca Juga: Ustadz Felix Salah Pahami Puasa Arafah, MUI: Muallaf, Jangan Jadi Mufti agar Tak Sesat
Acara ini bakal semarak karena dimeriahkan tabligh akbar pada Kamis malam pukul 19.30. ”Yang jelas, Aswaja warisan Kiai Hasyim Hasyim Asy’ari yang kita jaga ini berbeda dengan Aswajanya Said Aqil Siradj yang memasukkan Syiah sebagai bagian dari Sunni. Kita juga tak menganggap Imam Ghazali sesat seperti dalam disertasi doktor Said Aqil,” kata salah seorang calon peserta kepada bangsaonline.com.
Ia juga menuturkan bahwa pihaknya tak pernah berprilaku suul adzab kepada Hadratussyaikh Hasyim sebagai pendiri NU dan pesantren Tebuireng. ”Kita tawaddlu’ kepada Hadratussyaikh. Kita gak pernah menyepelekan Aswaja Mbah Hasyim. Kita juga tak pernah mencukur jenggot Mbah Hasyim,” katanya.
Seperti heboh diberitakan media nasional, Said Aqil Siradj pernah menggelar acara dengan menampilkan gambar Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari versi baru yaitu tanpa jenggot yang diambil dari lukisan seorang pelukis. Akibatnya kiai dan warga NU gempar. Banyak yang kecewa dan mempersoalkan lukisan tersebut, termasuk keluarga besar Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari di Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur. (tim)
Baca Juga: Hadiri Halaqah Pesantren Al-Hikam, Ketua Wantimpres Bersyukur Dekat Kiai Hasyim Muzadi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News