JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Komunitas lintas agama Kabupaten Jombang menggelar nonton bareng (nobar) film Garuda's Deadly Upgrade di Kedai Sufie, Jumat (9/9) malam. Film tersebut mengulas tentang kisah kematian Munir Said Thalib. Munir dikenal sebagai pejuang HAM (HAK Asasi Manusia) yang konsisten pada zamannya. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati 12 tahun kematian Munir.
"Munir itu panutan bagi kami," tandas Athoillah, mantan aktifis LBH Surabaya yang hadir memberikan testimoni. Ia lantas bercerita, kala itu dia begitu terkejut mendengar kabar wafatnya Munir. Bersama istri almarhum dan banyak aktifis YLBHI, Atok ikut mengurus penjemputan dan pemakaman di Batu.
Baca Juga: [HOAKS] Munir Sebut Prabowo Tidak Bersalah dalam Kasus Penculikan Aktivis 98
Menurutnya, Munir memberikan teladan dalam keberanian dan kesederhanaan. Yang paling diingat, Komitmennya terhadap perjuangan kelompok tertindas pernah diwujudkan dengan cara mengembalikan penghargaan yang ia terima dari almamaternya. "Gara-gara Munir meyakini kampusnya berada dibelakang korporasi yang menindas petani," ujarnya.
Etos kepahlawanan Munir juga mendapat apresiasi tinggi dari Daud, anggota Komisi Hubungan antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Surabaya. Menurutnya kiprah dan dedikasi Munir bisa dikatakan melampaui apa yang dilakukan para romo. "Ia menjadi martir untuk keadilan, pembunuhnya masih misterius," ungkap Daud bersemangat.
Sengkarut misteri kematian Munir masih belum terurai jelas meskipun sudah dibentuk tim pencari fakta pada era SBY. Karena hingga saat ini Laporan TPF tersebut masih belum dipublikasikan tanpa alasan jelas. Saat ini Kontras tengah melakukan upaya sengketa informasi agar Sekretariat Negara mau membuka akses laporan tersebut bagi masyarakt luas. "Kami mendesak Komisi Informasi Publik berpihak pada kebenaran dan keadilan atas kasus Munir. Laporan itu hak kami," tegas Aan Anshori, kordinator acara.
Baca Juga: Tak Hanya Singgung Puan dan Erick Thoir, Hacker Bjorka Juga Ungkap Pelaku Pembunuan Munir
Andreas Kristianto, gembala GKI Jombang mengatakan, anak-anak muda perlu secara intensif diperkenalkan sosok Munir agar mampu meneladani. "Ia seperti Martin Luther. Berani mendobrak ketidakadilan dan melawan kekuasaan yang despotik," tegasnya.
Setelah menyaksikan film dokumenter Garuda's Deadly Upgrade dan refleksi, puluhan peserta menutup acara yang siselenggarakan oleh GUSDURian, Infictus dan GKI Jombang ini dengan menyalakan lilin serta doa bersama lintas iman, dipimpin oleh perwakilan dari GKJW, Katolik, dan NU. (rom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News