Pengangguran di Gresik Tinggi, RGS Ajak Seluruh Elemen Masyarakat Ikut Cari Solusi

Pengangguran di Gresik Tinggi, RGS Ajak Seluruh Elemen Masyarakat Ikut Cari Solusi Pendiri RGS, H. M. Khozin Ma'sum (tengah) yang juga mantan pendukung SQ saat membawa investor asing masuk Gresik. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Masih tingginnya angka pengangguran di Kabupaten Gresik, baik pasif (tidak mencari kerja) maupun aktif (mencari kerja), membuat para pendukung SQ (Sambari Halim Radianto-Moh.Qosim) meradang.

RGS (Relawan Gerakan Sosial) misalnya, salah satu relawan SQ saat Pilkada Gresik 2015 tersebut menanggapi serius persoalan tersebut.

Baca Juga: Bersama Disnaker Gresik, Pemdes Sukorejo Ajak Perusahaan Atasi Pengangguran

Untuk itu, RGS berupaya memberikan solusi untuk membantu pemerintahan SQ jilid II untuk mengatasi persoalan pelik ini.

"Saya mengajak kepada semua komponen masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi untuk mengatasi pengangguran yang masih tinggi ini," kata Pendiri RGS Kabupaten Gresik, H. M. Khozin Ma'sum, Sabtu (24/9).

Salah satu cara untuk mengatasi angka pengangguran adalah, masyarakat harus mendukung langkah Pemkab Gresik yang membuat kebijakan memudahkan investor untuk berinvestasi di Kabupaten Gresik.

Baca Juga: Luluk-Lukman Sapa Warga Gresik Selatan, Janji Tuntaskan Banjir dan Pengangguran

"Kalau ada investor akan membangun usaha seperti pabrik dan lainnya, maka masyarakat sekitar harus mendukungnya. Jangan mempersulit," ajaknya.

Langkah itu dilakukan, kata Khozin, karena ke depannya keberadaan pabrik tersebut akan bisa membantu masyarakat sekitar, seperti menciptakan lapangan pekerjaan.

"Sehingga, para pengangguran di daerah tersebut bisa dipekerjakan di pabrik tersebut," jelas bendahara umum DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Bakuppi (badan kerjasama ulama dan pondok pesantren Indonesia) ini.

Baca Juga: Pesan Wakil Bupati Gresik saat Hadiri Job Fair di SMK Asa'adah

Khozin juga meminta agar SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di lingkup Pemkab Gresik bersinergi untuk mengatasi angka pengangguran tersebut. Ia menyarankan SKPD terkait tidak berjalan sendiri-sendiri demi egoisitas atau bahkan hanya untuk menghabiskan anggaran dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang dimiliki.

"Sejauh ini kami lihat SKPD yang memiliki wewenang terkesan jalan sendiri-sendiri. Sehingga, program pengentasan pengangguran tidak fokus. Dampaknya, anggaran besar habis tapi hasilnya tidak sebanding," pungkas cucu KH. Abdul Karim ini.

Sementara pihak Dinas Pendidikan Pemkab Gresik merasa tercengang dengan data yang dilontarkan Disnakertrans (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi), bahwa jumlah kelulusan siswa tingkat SLTA tiap tahun tembus hingga 50.000 lebih. Sehingga, hal ini menambah jumlah pengangguran di Gresik makin tinggi.

Baca Juga: Ngopi Bareng BEM se-Gresik, Alif Ajak Diskusi soal Pengangguran

"Itu data dari mana?," tanya Kepala Bidang Dikmen pada Dispendik, Nur Maslicha kepada Bangsaonline.com melalui aplikasi chatting WhatsApp, Sabtu (24/8).

(BACA: Tiap Tahun, 50 Ribu Lebih Lulusan SLTA di Gresik Menambah Jumlah Pengangguran)

Dia menandaskan, data kelulusan SLTA setiap tahun tembus 50.000 itu tidak benar. "Mas...itu data dari mana koq bs 50 rb lbh...la wong yg lulus jenjang menengah termasuk paket C tiap tahun sktr 15 ribuan koq," ungkapnya.

Baca Juga: Lima Problem Utama Gresik saat Investasi Tembus Rp37,043 Triliun

"Yo jelas salah mas...50 rb lebih itu penduduk endi ae ????," sambungnya.(hud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO