Ruhut Sebut Aktor Politik Petinggi Partai, Masinton: Yang Saat ini Sibuk Klarifikasi

Ruhut Sebut Aktor Politik Petinggi Partai, Masinton: Yang Saat ini Sibuk Klarifikasi Ruhut Sitompul. foto: liputan6.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut ada dalang di balik kerusuhan demonstrasi 4 November menuai beragam reaksi dari elite partai politik. Demokrat menyebut andai tudingan Jokowi soal aktor tersebut dibantah pengadilan, maka ia bisa dilengserkan dari kursi orang nomor satu di Republik ini.

Terkait hal ini, Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku setuju soal adanya otak di balik kerusuhan itu. Bahkan, ia membocorkan jika aktor yang disebut Jokowi berasal dari pimpinan salah satu partai. Sayangnya, Ruhut enggan menyebut sosok yang dimaksud.

"Bukan hanya itu. Yang lain-lain banyak kalau kau lihat di dalam. Kita ada rekamnya semua. Kita tahu dia pimpinan partai. Jangan lah ku bilang, enggak enak lah bos," kata Ruhut, Selasa (8/11).

"Ya ketua-ketua partai macam-macam, kan kita lihat bos. Tapi biarin saja mereka, kalau enggak merasa jangan kebakaran jenggot," sambungnya.

Oleh karena itu, jubir tim pemenangan Ahok- Djarot ini setuju dengan Jokowi soal keterlibatan aktor politik yang memicu kerusuhan demo kasus penistaan agama Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki T Purnama (Ahok).

"Apa yang dikatakan Bapak Jokowi 100 persen betul. Begini deh, di lapangan kan terang benderang direkam semua. Siapa-siapa orang di lapangan itu benang merahnya kan ada partai politik itu kan. Ada dong, betul enggak bos," tandasnya.

Ruhut mengatakan elite parpol yang dimaksud mulai 'kebakaran jenggot' dan naik pitam atas temuan Jokowi. Hal itu terlihat dari pernyataan sejumlah elite parpol yang mengecam pernyataan Jokowi pada Sabtu (5/11) dini hari di Istana Negara.

"Kau lihat statement. Banyak kan yang marah-marah, mengecam Pak Jokowi. Kenapa mesti mengecam Pak Jokowi. Pak Jokowi 100 persen pernyatannya benar kata Ruhut sitompul. Aku kasih nilai 100, kalau tidak merasa jangan marah-marah, jangan kebakaran jenggot," tegasnya.

Hal serupa dilontarkan politikus PDIP Masinton Pasaribu. Menurut Masinton, apa yang diucapkan Presiden Jokowi adalah sebuah kebenaran. Bahkan dirinya mengaku mengetahui siapa aktor politik yang dimaksud Presiden Jokowi. Namun dia enggan untuk mengungkapkannya.

Anggota Komisi III DPR itu hanya ingin mengatakan ciri-ciri dari aktor politik tersebut.

Diungkapkannya pada sebelum ada aksi unjuk rasa 4 November 2016, aktor politik itu sibuk memberikan klarifikasi. Kemudian setelah unjuk rasa aktor politik itu seolah-olah terzalimi.

"Kita tahu ada yang tiba-tiba merasa dirinya korban fitnah, lagu lama itu," ujar Masinton, Selasa (8/11).

Pria kelahiran Sibolga tersebut mengaku, sebenarnya aktor politik tersebut bukan untuk menegakan hukum terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Melainkan hanya untuk menghancurkan elektabilitas Ahok di Pilgub 2017 mendatang.

Pasalnya imbuh Masinton, penegakan hukum telah dilakukan oleh aparat kepolisian untuk mengusut kasus mantan Bupati Belitung Timur tersebut. "Sasaran pertama untuk mendegradasi elektabilitas Pak Ahok," katanya.

Sementara kemarin, Presiden Joko Widodo menyatakan akan mengungkap siapa aktor politik yang dimaksud suatu saat nanti.

"Kalau Polri sudah menemukan bukti-buktinya," ujar Presiden Joko Widodo setelah memberikan pengarahan kepada jajaran pemimpin Polri, kemarin.

Jokowi melanjutkan bahwa aktor-aktor politik itu pun akan diproses hukum. Namun, kembali, apabila kepolisian menemukan alat bukti untuk menjerat mereka.

Presiden Joko Widodo pertama kali menyinggung keberadaan aktor politik dalam demo 4 November lalu pada Sabtu dinihari, 5 November 2016. Ia menuding keberadaan aktor politik sebagai salah satu penyebab demo 4 November berujung rusuh saat seharusnya sudah bubar pukul 18.00 WIB.

Presiden tidak pernah menyampaikan secara lengkap siapa aktor politik itu. Beberapa kali ditanya, ia meminta awak media bersabar. Namun ia memastikan bahwa dirinya tidak akan menoleransi kelompok atau orang yang tega memecah belah bangsa lewat politisasi dan provokasi demi mencapai kepentingan pribadi.

Beberapa nama politikus memang berseliweran sebelum, saat, dan sesudah demo 4 November lalu. Dua di antaranya adalah Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang terjun langsung ke medan demonstrasi.

Contoh lain adalah mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang kerap diduga sebagai pihak di belakang demo 4 November 2016. Patut diketahui, nama-nama tersebut sudah membantah mereka membawa agenda politik dalam demo 4 November. (mer/tic/det/kcm/lan)

Sumber: merdeka.com/detik.com/kompas.com