MADIUN, BANGSAONLINE.com - Ternyata Pasar Mejayan Baru (PMB) tercatat sebagai salah satu pasar yang gagal menyumbang setoran Pendapatan asli daerah (PAD) sesuai target. Dari target yang ditetapkan sebesar Rp 791.846.050, hingga saat ini baru terealisasi sekitar Rp 628.006.900 atau 79,31 persen saja.
Kabid Perencanaan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Madiun Budi Muratno mengakui hingga pertengahan Desember lalu, PMB masih memiliki kekurangan setoran PAD sebesar Rp 163.839.150.
Baca Juga: Pencurian di Pasar Sindon, BUMDes Sidomulyo Terkesan Acuh
Bahkan tidak hanya kekurangan PAD yang harus disetorkan oleh Pasar Mejayan Baru pada akhir tahun nanti, sebab, seiring dengan dibangunnya pasar tersebut, Pasar Mejayan Baru masih harus membayar kompensasi sebesar Rp 250 juta. "Uang tersebut merupakan pengganti kekayaan daerah," jelasnya.
Besaran kompensasi itu nantinya harus ditanggung pemilik kios sebagai kompensasi atas kenaikan kelas dari ratusan kios sejauh ini. Mengingat, sebelum dibangun, kios pada pasar tersebut hanya berukuran 2 x 2 meter saja. Namun, pasca pembangunan, kios menjadi berukuran 3 x 4 meter. Atas hal ini, para pemilik kios bakal dikenai tarif retribusi sebesar Rp 750 per harinya dari retribusi semula hanya Rp 250.
"Jika kios yang ditempati tidak mengalami pelebaran, maka biaya retribusinya juga tetap," ungkapnya.
Baca Juga: Tingkatkan PAD, Perumda Tirta Dharma Purabaya Launching Air Minum "Yoiki"
Sayangnya, dari kompensasi kenaikan kios itu, hingga kini tak sepeser pun yang telah disetorkan pihak pasar. Untuk itu, Budi mengaku Dispenda bakal melakukan penagihan hingga tutup tahun ini. "Jadi sampai ganti tahun sekalipun tetap kami kejar," paparnya.
Budi tak menampik, penyelewengan retribusi pelayanan pasar masih kerap terjadi. Namun, bukan dari para pedagang yang menempati kios-kios secara tetap, melainkan dari pedagang yang tidak berjualan secara tetap.
"Lantaran kenal dengan petugas penarik retribusi, pedagang yang tidak tetap itu lantas minta keringanan hingga pembebasan retribusi. Jika pedagang kios, kami bisa mendata dan mendeteksinya. Tetapi, untuk pedagang tersebut jelas susah," terangnya.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Cek Harga Sembako di Pasar Besar Madiun
Sekadar diketahui dari 16 obyek pasar yang dikenai potensi sumbangsih PAD, hanya ada tiga pasar yang mampu mencapai target. Yakni, Pasar Dolopo yang ditarget Rp 236.438.300 menyumbang PAD sebesar Rp 258.331.000 atau sekitar 109,26 persen. Kemudian Pasar Umum Caruban yang ditarget PAD sebesar Rp 129.481.000 telah menyumbang sebanyak Rp 131.045.000 atau terealisasi sebesar 101,21 persen. Serta Pasar Hewan Caruban yang ditarget sebesar Rp 20 juta justru terealisasi sebesar Rp 36.120.000 atau sekitar 180,60 persen.
"Pasar-pasar lain hanya kurang tidak lebih dari 10 persen. Mereka juga berjanji bakal melunasi PAD akhir tahun nanti," pungkasnya. (nal/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News