JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Perusahaan-perusahaan asal Cina akan terus fokus berinvestasi di sektor pertambangan, selain sektor potensial lain di Indonesia seperti infrastruktur, telekomunikasi, real estate, e-commerce, dan moneter.
"Target investasi nomor satu kami adalah pertambangan karena kebutuhan terhadap barang-barang stainless steel (baja tahan karat) sangat dibutuhkan di pasar Cina sementara Indonesia sangat kaya sumber feronikel," kata Wakil Ketua sekaligus Sekretaris Jenderal Kamar Dagang dan Industri Cina, Liu Cheng seperti ditulis Antara, Rabu (18/1).
Baca Juga: Tragedi Sosial, Tak Bisa Belikan iPhone, Seorang Ayah Berlutut Minta Maaf pada Putrinya
Liu menuturkan, saat ini terdapat 30 perusahaan Cina yang berinvestasi di usaha pengolahan feronikel yang merupakan bahan baku produksi baja nirkarat di Indonesia. Investasi perusahaan Cina di sektor ini bernilai lebih dari USD 6 miliar dengan rencana kapasitas pengolahan feronikel lebih dari tiga juta ton.
"Saat ini nilai investasi sebesar USD 3 miliar telah terlaksana, dan jika seluruh investasi diwujudkan maka Indonesia akan menjadi salah satu negara pengekspor materi feronikel terbesar dan diyakini akan meningkatkan daya saing di internasional juga menciptakan lebih banyak lapangan kerja," kata Liu.
Sementara di bidang infrastruktur, investor Cina akan beralih dari proyek yang menggunakan konstruksi tradisional ke proyek-proyek rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC).
Baca Juga: WNA asal China Tewas, Usai Terpeleset ke Jurang Kawah Ijen Banyuwangi
Sebelumnya, dilansir Merdeka.com, Cina berkontribusi dalam pembangunan jembatan Suramadu. Cina juga membantu membangun Bendungan Jatigede yang menjadi waduk terbesar kedua di Indonesia.
Dengan realisasi investasi mencapai USD 1,598 miliar per Oktober 2016, Cina telah menjadi negara sumber investasi terbesar ketiga bagi Indonesia setelah Singapura dan Jepang, dan tetap menduduki peringkat pertama sebagai mitra dagang terbesar Indonesia.
Sementara itu, sebanyak 98 warga Cina yang bekerja di proyek PLTU Riau 2X110 MW, diamankan Dinas Tenaga Kerja Riau. Mereka terjaring saat dilakukan inspeksi mendadak di lokasi proyek yang berada di Tenayan, Pekanbaru, Selasa (17/1).
Baca Juga: Tiongkok Banjir Mobil Listrik
Warga Cina tersebut bekerja tanpa memiliki dokumen Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA). Dengan bermodalkan paspor dan memanfaatkan visa kunjungan, mereka masuk ke Indonesia untuk bekerja.
"Mereka tidak punya dokumen kerja. Jadi kami akan tindak tegas sesuai ketentuan berlaku. Sebelum ada dokumen izin kerja, mereka dilarang melakukan pekerjaan," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja Riau, Rasidin Siregar dikutip dari Viva.co.id.
Ia menjelaskan, modus yang digunakan warga Cina tersebut dengan memanfaatkan visa kunjungan. "Setelah habis, mereka balik lagi ke Cina, urus lagi, terus datang lagi," jelasnya.
Baca Juga: [HOAKS] Jokowi dan Prabowo Mau Kabur ke Cina karena Panik Unjuk Rasa Pemakzulan
Menurut Rasidin, tidak tertutup kemungkinan di tempat lain masih banyak warga Cina yang bekerja tanpa memiliki dokumen lengkap. Karena itu, ia akan rutin melakukan operasi ke sejumlah tempat yang mempekerjakan tenaga kerja asing. Warga Cina yang terjaring diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut untuk dideportasi. (Antaranews.com/Merdeka.com/Viva.co.id)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News