Antrean Pasien RSUD dr Wahidin Disorot DPRD, Dianggap Abaikan Kepentingan Pasien

Antrean Pasien RSUD dr Wahidin Disorot DPRD, Dianggap Abaikan Kepentingan Pasien Panjangnya antrean pasien di loket obat RSUD Wahidin tak ayal membuat pasien jengah. Bahkan ada yang pilih tidur, daripada pingsan akibat lamanya layanan di RS ini. foto: YUDI EP/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Manajemen pelayanan RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto, jadi sorotan DPRD setempat. Sejumlah wakil rakyat itu menilai sistem layanan kesehatan di RS plat merah itu selama ini sangat buruk dan cenderung mengabaikan kepentingan pasien.

Meski menyandang status RS tipe B, namun ratusan pasien selalu mengantre di poli-poli kesehatan dan loket obat. Ironisnya, antrean pasien sepanjang pagi hingga menjelang sore ini jadi pemandangan jamak sejak RS menempati gedung lama di Jalan Gajahmada.

Baca Juga: Urai Antrean, RSUD Kota Mojokerto Buka Aplikasi Online untuk Berobat

"Meski terakreditasi B, namun pelayanan RSUD itu sangat buruk. Sejak dulu di RS lama, antrean pasien mulai subuh sampai sore selalu terjadi, baik di poli pengobatan sampai di loket pengambilan obat. Ini tampaknya ada kesengajaan dari pihak manajemen yang bisa jadi tutup mata sehingga kepentingan pasien terabaikan," kecam anggota Komisi III DPRD Kota Mojokerto, Yunus Suprayitno, Rabu (29/3).

Politisi Banteng ini mengungkapkan, kondisi ini telah memunculkan perilaku curang oknum tenaga medis. "Panjangnya antrean pasien ini bisa membuat kepentingan pengobatan tak maksimal. Ada kalanya, dokter nakal menawarkan pengobatan yang lebih "ideal" di tempat prakteknya tentu dengan biaya yang tak murah. Apakah kondisi ini dipertahankan untuk maksud demikian?," tudingnya.

Yunus mengatakan, panjangnya antrean pasien di RS ini bertolak belakang dengan program service city Wali Kota Masud Yunus.

Baca Juga: Buka Pelatihan Manajemen Mutu, Wali Kota Mojokerto Dorong Peningkatan Pelayanan RSUD Surodinawan

"Ini tak sesuai dengan program service city dan smart city. Buruknya pelayanan pasien ini, bertolak belakang dengan maksud Wali Kota untuk memberikan pelayanan yang baik bagi rakyatnya," tandasnya.

Harusnya, lanjut ia, dengan jaman ITE (informasi teknologi) persoalan klasik yang dikeluhkan macam gini sudah tidak ada. "Ini jaman ITE namun masih ada antre-antre. Harusnya dengan status tipe B tidak hanya berbicara pada infrastruktur, namun karakter orangnya. RSUD harusnya bikin inovasi, sudah nggak jamannya antre-antre gitu," tambahnya.

Untuk upaya inovasi, pihak Dewan menjamin adanya tambahan anggaran pembenahan. "Silakan ajukan anggaran untuk peningkatan pelayanan. Akan kami kawal asal maksud itu tercapai," pungkasnya.

Baca Juga: Dewan Pengawas RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Kembali Dikukuhkan

Dikonfirmasi sebelumnya, Wali Kota Masud Yunus menyatakan harapan serupa. "Memang seharusnya manajemen pelayanan RS itu dibenahi. Waktu saya berobat ke Singapura, RS itu sepi tidak ada antrean. Saya hanya register via internet dan segera mendapatkan pelayanan dari dokter spesialis dengan jadwal yang sudah ditentukan," urai Wali Kota Masud Yunus.

Atas kondisi di RSUD Wahidin, Yai Ud -panggilan Masud Yunus- menyatakan akan menerapkan sistem ITE di RS tersebut. "Saya akan panggil dr Sugeng (Dirut RSUD) untuk membicarakan perbaikan menejemen ini," janjinya.

Dikonfirmasi kritik Dewan ini, Direktur RSUD dr Sugeng Mulyadi tampaknya enggan berkomentar. "Saya masih di luar, nanti saja saya hubungi," pungkasnya. (yep/rev)

Baca Juga: Antisipasi Corona, RSUD Siapkan Ruang Karantina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO