Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (5): Warga Malaysia pun Berminat Belajar di LPBA MASA

Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (5): Warga Malaysia pun Berminat Belajar di LPBA MASA Gedung LPBA MASA berlantai tiga di komplek makam Sunan Ampel. foto: YUDI ARIANTO/ BANGSAONLINE

MASJID Agung Sunan Ampel (MASA) merupakan salah satu peninggalan Kanjeng Sunan Ampel sebagai tempat berdakwah serta mengkader para ulama dan cendekiawan. Untuk mengembangkan dakwah Sunan Ampel agar lebih membumi, pada tanggal 20 Agustus 1983 M/12 Dzulqo’dah 1403 H didirikanlah Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel (LPBA MASA) Surabaya.

Lembaga pendidikan tersebut berdiri atas inisiatif Nadlir Masjid Agung Sunan Ampel, yakni KH Nawawi Muhammad dan Ustadz HA Hadi Dahlan, Lc.

Baca Juga: Bagikan Tafsir Al-Jailani, Khofifah Ajak GenZi Jadi Generasi yang Cinta dan Mengamalkan Quran

“Ada dua lembaga pendidikan resmi yang dimiliki Masjid Agung Sunan Ampel (MASA), yakni LPBA MASA sebagai lembaga kursus, serta Stibada MASA, sebagai sekolah tingginya,” jelas Direktur LPBA MASA Ahmad Hifni Kepada BANGSAONLINE.com.

LPBA ini tidak hanya mengajarkan Bahasa Arab saja, tapi ternyata juga mengajarkan beberapa materi seperti Muhadatsah, Qiro’ah, Ulumul Quran, Tafsir, Hadist, Kebudayaan, Percakapan, Nahwu, Sorof, Balaghoh, Tauhid dan lain-lain.

“Bahasa Arab dipakai sebagai pengantar kegiatan belajar mengajar, sama seperti di metode pendidikan di pesantren umumnya. Lulus dari LPBA ini siswa-siswi akan dibekali sertifikat kursus,” imbuh Gus Hifni, sapaan akrab Ahmad Hifni.

Baca Juga: Lebaran Tinggal Hitungan Hari, Ini Tips Berhijab Bagi yang Punya Pipi Tembem

LPBA MASA Surabaya ini memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk terampil dan mahir berbahasa arab. Diasuh oleh para guru alumni Timur Tengah, dengan materi yang disesuaikan dengan perkembangan jaman. Masa pembelajarannya (studi) membutuhkan waktu selama dua tahun (4 semester). Proses belajar mengajar dimulai pukul 07.30 sampai pukul 11.30 WIB.

“Untuk menjadi siswa-siswi LPBA MASA ternyata tidak membutuhkan syarat-syarat khusus, yang penting mampu menerima semua pelajaran. Beda dengan Stibada MASA yang mewajibkan calon mahasiswanya lulusan dai SMA, SMK maupun MA,” kata Lubis Abdullah, salah satu pengurus LPBA MASA.

Saat ini ada sebanyak 83 siswa-siswi yang sedang menempuh kegiatan belajar di LPBA MASA. Menariknya, dari 83 siswa itu, terdapat 10 siswa-siswi yang berasal dari luar negeri, tepatnya negeri Jiran, Malaysia. Sebut saja Hazuni, nama lengkapnya Hazuni Izati binti Hamidi. Sudah jalan 2,5 tahun ini ia belajar bahasa arab di LPBA MASA.

Baca Juga: Lucu! Polisi Bagikan Takjil, Pengendara Putar Balik, Jalan Raya Sepi, Mengira Tilang

Hazuni mengaku, tujuannya belajar jauh-jauh hingga harus meninggalkan tanah airnya belajar di LPBA MASA ini adalah untuk lebih mendalami bahasa arab yang akan ia gunakan mempelajari Al Quran. Saking bersemangatnya, dara kelahiran 19 tahun yang lalu ini berharap semua umat Islam belajar bahasa arab supaya bisa mempelajari Al Quran.

Awalnya ia mengenal LPBA MASA ini dari Ustadz Fadil Syah, Pengasuh Pondok Pesantren Ma’had Ad Dakwah, Malaysia. Ustadz Fadil Syah, yang juga alumnus LPBA MASA Surabaya ini lalu merekomendasikan Hazuni untuk memperdalam ilmu bahasa arabnya di LPBA Masjid Ampel.

Baca Juga: Al-Quran tentang Makna Digital

“Dulu sebelum masuk menjadi siswi/santri di LPBA MASA Surabaya ini saya belum mengenal berbagai macam kitab, sekarang Alhamdulillah sudah tahu. Di Malaysia yang kita pelajari cenderung ke Quran sama Hadist saja, kalau di sini lengkap,” bebernya.

Siswa semester akhir LPBA MASA ini tinggal menempuh PSL (Praktek Studi Lapangan), mirip seperti PKL (Praktek Kerja Lapangan), selama dua minggu. Saat ditanya rencananya setelah lulus dari LPBA ini, Hazuni mengatakan akan pulang ke kampung halamannya di Malaysia lalu berniat menjadi seorang Ustadz untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sudah ia dapatkan di sini. (ian/lan/bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Semua Penonton Bioskop Disalami, Anekdot Gus Dur Edisi Ramadan (18)':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO