Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (8): Kampung Bureng Lindungi Pejuang RI dari Belanda

Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (8): Kampung Bureng Lindungi Pejuang RI dari Belanda Para peziarah/warga Kampung Bureng sedang menghiasi Makam Mbah Habib beserta Bu Nyai dengan kembang setaman, saat peringatan Haul Akbar yang ke-239, 25 Mei lalu. foto: YUDI ARIANTO/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kampung Bureng adalah salah satu kampung kuno (tua) di Kota Surabaya. Kampung yang berlokasi di wilayah Karangrejo, Kelurahan Wonokromo, Kecamatan Wonokromo ini ternyata menyimpan banyak peninggalan sejarah perkembangan Islam di Surabaya kala itu. Mulai dari masjid tua, makam Waliyullah hingga pesantren.

Meski sudah berganti nama menjadi Karangrejo, sebutan Kampung Bureng masih digunakan oleh masyarakat sekitar hingga saat ini.

“Awalnya sebelum kemerdekaan, di daerah sini (Karangrejo) merupakan Kampung Bureng semua. Setelah kemerdekaan baru diganti nama menjadi Karangrejo,” jelas KH Mas Muhammad Zaini Mahmud, sesepuh Kampung Bureng yang juga cucu pendiri Pondok Pesantren Bureng.

Banyak cerita-cerita di luar nalar seputar Kampung Bureng ini. Diceritakan, pernah suatu ketika ada mata-mata Belanda dari orang pribumi melaporkan salah satu pejuang yang sedang dalam pencarian (DPO Belanda). Karena laporan itu, pejuang itu pun dikejar-kejar sepasukan Belanda hingga menuju Kampung Bureng yang di dalamnya sudah berdiri Masjid serta Pesantren Bureng.

“Masuklah pejuang itu ke dalam pesantren. Saat mau ikut masuk ke dalam pesantren itulah mereka ditampakkan oleh seekor ular naga raksasa mengelilingi pesantren. Spontan saja mereka (tentara belanda) berlari ketakutan meninggalkan Kampung Bureng dengan tangan kosong,” cerita Mas Zain, sapaan KH Mas Muhammad Zaini Mahmud.

Pernah satu ketika, Pemerintah Belanda berencana membuat jalan tembus dari RSAL sekarang menuju kantor Kodam V Brawijaya. Namun setelah diteropong oleh ahlinya, wilayah yang termasuk Kampung Bureng ini tidak dapat ditembusnya. Akhirnya tidak jadi membuat jalan tembus tersebut.

“Dulu markas Kodam V Brawijaya yang sekarang ini dipakai Belanda sebagai gudang senjatanya,” ungkap Mas Zain.

Lihat juga video 'Semua Penonton Bioskop Disalami, Anekdot Gus Dur Edisi Ramadan (18)':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO