NGANJUK (bangsaonline) - Anggota DPRD Ngajuk menilai bahwa Darul Farokhi, selaku direktur Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) gagal dalam menjalankan roda bisnis.
Berbagai aset daerah yang dikelola PDAU telah ditutup sejak dua tahun terakhir. Seperti usaha Hotel Wisata Karya di Kecamatan Sawahan, dan percetakan. Hotel itu bangkrut, meski beraset puluhan milar rupiah. Empat apotek yang berada di bawah manajemen PDAU juga kembang kempis.
Baca Juga: Hari Terakhir Kampanye, Bunda Ita-Mbak Zuli Keliling Nganjuk Dikawal Rombongan Ledang dan Becak
Adapun usaha percetakan yang puluhan tahun menjadi sumber penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) justru tutup total. “Ibarat hidup segan matipun tak mau, itu gambaran PDAU selama dua tahun terakhir dengan direktur yang baru ini,” ungkap Arbayana, anggota Komisi A DPRD Nganjuk.
Dikatakan Arbayana, PDAU memiliki asset puluhan miliar dari berbagai jenis usaha yang dinaungi. Kini, hanya tinggal empat apotek kecil dan usaha perkebunan cengkih yang memberikan hasil meskipun kecil. “Dibandingkan asset yang dimiliki PDAU, kontribusi ke PAD sangatlah kecil,” kata dia.
Dijelaskan,data omset PDAU, dalam tiga tahun terakhir hanya berkisar Rp 10,5 miliar. Laba yang diperoleh adalah Rp 329 juta pada tahun 2011. Kemudian tahun 2012 omzet yang dimiliki tidak banyak mengalami perubahan, sementara laba mengalami kenaikan sekitar Rp 500 juta.
Baca Juga: Nganjuk Terima Penghargaan UHC Tingkat Provinsi Jatim di Acara Peringatan HKN 2024
“Tahun 2013, omzet PDAU mencapai sekitar Rp 11 miliar, namun belum juga memberikan kontribusi ke PAD,” tandas Arbayana.
Darul Farokhi yang berusaha dikonfirmasi melalui Kabag Humas Pemkab Nganjuk Afandi Ghozali, tidak dapat memberikan keterangan terkait buruknya manajemen PDAU selama kepemimpinannya. “Saya berusaha menghubungi Pak Darul, tapi tidak dijawab,” kata Kabag Humas Pemkab Nganjuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News