BANGSAONLINE.com - Mathur Husyairi yang pernah tertembak di depan rumahnya di Bangkalan Madura lantaran keberaniannya mengungkap kasus-kasus korupsi, ternyata sudah sejak lama berkecimpung dalam lembaga-lembaga sosial maupun gerakan mahasiswa saat masih berstatus mahasiswa. Keberaniannya pun tak urung membuat keluarganya khawatir meski akhirnya menyadari jalan yang diambil Mathur benar walau penuh risiko.
Waktu jadi mahasiswa aktif di organisasi mahasiswa apa atau ada organisasi dan LSM yang menempanya?
Baca Juga: Kerap Difitnah soal Dugaan Korupsi, Gunawan HS: Bukti Nyata Sudah Banyak Dirasakan Masyarakat
Di kampus IAIN saya aktif di PMII, KPMKB (Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Kalimantan Barat), Ikatan Mahasiswa Bangkalan (IKAMABA), pernah membentuk organ taktis menyikapi kerusuhan Sambas dan Sampit, namanya Gerakan Peduli Sosial (GPS).
pa ada pendidikan khusus dari orang tua sehingga Anda menjadi aktivis anti korupsi?
Simple, Kejujuran dan Keikhlasan dalam bertindak.
Baca Juga: KPK Geledah Rumah Dinas Abdul Halim Iskandar
Bagaimana respon keluarga Anda ketika tahu Anda memilih jalur penuh risiko ini?
Awalnya keluarga khawatir karena sangat berisiko, apalagi kultur Madura yang selalu muncul negatif, karena saat itu yang berkuasa adalah Fuad Amin, hampir semua elemen dan kekuatan terkonsolidir di bawah cengkeramannya.
Karena saya meyakini apa yang saya lakukan adalah sebuah kebenaran dan membela hak rakyat, dan saya tetap bertahan pada prinsip saya, maka keluarga hanya bisa mendukung dan mendoakan. Meskipun ternyata kekhawatiran keluarga terjadi, saat saya ditembak orang tak dikenal.
Baca Juga: Salurkan Dana Hibah ke 42 Lembaga Non Formal, Plt Bupati Bangkalan: Awas Banyak Oknum Bermain
Kabarnya Anda dekat dengan KPK? Bagaimana ceritanya? Sejak kapan?
Dibilang dekat tidak juga, tapi kalau koordinasi dan suplai informasi penting terkait korupsi memang kami jalin sejak lama dalam upaya membongkar korupasi di Bangkalan, intens kami lakukan sejak tahun 2009.
Apakah kasus OTT ini juga terkait dengan suplai data dari Anda?
Baca Juga: Korupsi Dana Hibah, Kejari Kota Pasuruan Ringkus Amin Suprayitno
Wah kalo yang ini saya tidak berani mengklaim, yang jelas koordinasi dan komunikasi kami terjalin dan berjalan baik dengan KPK, apakah ini berdasarkan suplai informasi dari kami atau ada pihak lain, saya pikir sudah dijawab oleh KPK.
Apa benar KPK ini menindaklanjuti statement mantan ketua KPK Abraham Samad yang pernah menyatakan bahwa di Jawa Timur ada koruptor kelas kakap yang sulit ditangkap?
Kalau yang ini kan memang sudah dipetakan oleh KPK, sebenarnya sudah banyak informasinya, hanya saja pintu masuknya di mana, mungkin itu yang belum ditemukan untuk menembus KORUPTOR KELAS KAKAP seperti statemen Pak Abraham Samad.
Baca Juga: Demo Polres Pasuruan Kota, Puluhan Aktivis Desak APH Tangkap Aktor Utama Korupsi Banprov
Apa Anda yakin para penyidik KPK yang sekarang menyisir DPRD Jatim itu tak masuk angin?
KPK ini lebih lembaga professional, beda dengan APH lainnya, kebijakan bukan di penyidik kan? Dan kinerja mereka dipantau oleh atasan. Saya yakin mereka punya obat anti angin.
Saya hanya berharap kepada semua elemen masyarakat berperan aktif lah untuk tahu dan mengawasi semua program dan kegiatan pemerintah yang tertuang dalam APBN maupun APBD Provinsi dan Kabupaten.
Baca Juga: AJI Surabaya: Bukan Rahasia Lagi Anggota Dewan Punya Bisnis Tambang, Rawan Konflik Kepentingan
Karena dengan kesadaran dan peran aktif kita untuk tahu dan mengawal program pemerintah, setiap rupiah yang digunakan harus kita telusuri dengan transparansi. Cara paling efektif adalah gunakan hak kita di UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. (habis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News