SIDOARJO (bangsaonline) - Ratusan warga Desa Kalidawir Kecamatan Tanggulangin ngluruk balai desa setempat. Mereka protes pada PT. Lapindo yang melakukan pengeboran di titik TA 5 dikawasan pemukiman penduduk tanpa melakukan sosialisasi dam izin ke warga disana. Pasalnya, izin yang diajukan hanya pemasangan jaringan pipa gas tetapi kenyataannya melakukan Weltest atau pengeboran sumur baru.
Kemudian pihak desa menfasilitasi warga dengan PT Lapindo untuk melakukan mediasi. Proses mediasi diwarnai ketegangan di kawal ketat oleh petugas kepolisian dan TNI. Ada 3 tuntutan yang diajukan pada PT. Lapindo yakni menolak adanya pengeboran baru dan Weltest, warga minta kompensasi sebesar Rp. 5 juta per KK se-Desa Kalidawir dam segera mencabut alat weltest yang masih terpasang di TA 5.
Baca Juga: Pegiat Kebencanaan ini Raih Gelar Doktor
"Kami tidak menyandera kendaraan operasional milik PT. Lapindo. Tetapi minta kejelasan dan tanggung jawab atas kinerja PT.Lapindo suadah dianggap menyalai aturan melakukan weltes tanpa ijin warga. Selain itu warga, meminta pada PT. Lapindo segera mencabut alat weltes yang masih terpasang di TA 5. Agar warga yang bermukim didesa Kalidawir, biasa merasakan stabilitas kenyamanan,” ujar Rochmanu (50) warga Desa Kalidawir dengan nada sengit.
Sedangkan Kepala Desa Kalidawir, Moh Anas menyatakan pihaknya hanya menfasilitasi aspirasi warga dengan perwakilan PT Lapindo. Namun, pertemuan tersebut belum ada penyelesaian maupun titik terang terkait tuntutan warga. Alhasil, kendaraan operasional milik PT Lapindo yang disandera sehingga tidak bisa beroperasi dibuatkan surat pernyataan sebagai jaminan untuk warga.
“Dalam pertemuan tersebut berjalan lancar, aman, tertib dan terkendali sehingga tidak menimbulkan tindakan anarkis. Karena melihat kondisi mereka sangat emosial menyampaikan tuntutannya,”terang Moh Anas, kemarin
Baca Juga: Menteri ATR/BPN Tuntaskan Sertifikat Aset Korban Lumpur di Porong
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News