BLITAR, BANGSAONLINE.com - Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Blitar mengatakan bahwa kekeringan yang menimpa sejumlah desa di Kabupaten Blitar belum belum masuk tahap darurat. Pernyataan itu diungkapkan kepala BPBD Kabupaten Blitar, Heru Irawan.
Heru mengakui saat ini 16 desa yang tersebar di lima kecamatan, di antaranya Wates, Binangun, Panggungrejo, Bakung, dan Wonotirto mulai kesulitan mendapatkan air, karena beberapa sumur dan mata air yang biasanya digunakan sebagai sumber air sudah mulai mengering. Namun hanya sebatas kesulitan mendapatkan air bersih saja yang memang biasa terjadi di wilayah Blitar selatan setiap tahunnya. Selain mencari sumber lain yang masih memancarkan sumber air, kesulitan itu juga masih bisa diatasi dengan melakukan dropping air bersih.
Baca Juga: Kota Blitar Tak Luput dari Kekeringan, Pemkot Lakukan Dropping Air Bersih
"Memang ada 16 desa yang kesulitan air bersih, namun masih bisa diatasi, jadi belum masuk ke tahap yang sangat darurat dan membutuhkan penanganan lebih, karena tidak berpengaruh besar. Misalnya hingga mempengaruhi stok pangan," jelas Heru Irawan, Selasa (19/9).
BPBD sendiri hingga saat ini terus melakukan dropping air bersih di empat desa yang membutuhkan suplai air bersih cukup banyak. Sementara untuk 12 desa sisanya dropping air bersih dilakukan setiap empat hari sekali. Tercatat dua hingga tiga tangki berisi 600 liter air bersih disalurkan untuk memenuhi kebutuhan warga.
Dikatakannya, dropping air bersih itu hanya merupakan penanganan yang sifatnya sementara. Untuk penanganan jangka panjang, Heru mengaku Pemkab terus melaksanakan program-program strategis seperti jaringan perpipaan air. Diharapkan pada tahun berikutnya kesulitan air dapat terkendali.
Baca Juga: Sejumlah Mata Air Menyusut, Warga Terpaksa Gunakan Air Keruh
"Dropping tetap kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, namun yang intens setiap hari saat ini hanya empat desa saja," imbuhnya.
Diprediksi, kesulitan air yang melanda 16 desa itu akan terjadi hingga bulan Oktober mendatang, sesuai prediksi BKMG tentang puncak musim kemarau. (blt1/tri/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News