MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Warna-warni kearifan lokal budaya Majapahit menyemarakkan gelar tahunan Kirab Agung Nuswantoro 2017 dengan tema Digdaya Pusaka Bumi Nusantara. Kirab ini merupakan puncak dari seluruh rangkaian Ruwat Agung Nuswantoro 1951 Saka Tahun 2017, yang dihelat di titik start di Pendopo Agung Trowulan, Minggu (24/9).
Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa, yang hadir didampingi Ikfina Kamal Pasa sang istri, menerima pusaka Pataka Majapahit (lambang Majapahit) dari Raja Klungkung, Bali. Disusul tiga pusaka lainnya yakni Umbul-umbul Gulo Klopo (Sang Saka Merah Putih) kepada Djoko Widjayanto selaku Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mojokerto, dilanjutkan Songsong Gringsing Udan Riwis (payung bersusun tiga) kepada Kapolres Mojokerto, AKBP Leonardus Simarmata dan Tombak Samudra kepada Kepala Kejaksaan Negeri Mojokerto, Lubis.
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Bongkar TPPU Narkoba Miliaran Rupiah
Sama dengan tahun-tahun sebelumnya, event tahunan Ruwat Agung Nuswantoro selalu menyedot antusias tinggi masyarakat. Ini bisa dilihat dari partisipasi para penggiat seni dan banyaknya ragam pertunjukan kolosal yang ditampilkan. Seperti suguhan tari kolosal hasil kolaborasi pelajar SMAN 1 Sooko, SMAN 1 Puri dan SMAN 1 Gedeg. Ada juga tari kolosal karya para budayawan bertajuk Palagan Pusaka Majapahit.
Keunikan lain yang terekam pada moment setahun sekali ini juga terlihat dari rombongan bupati dan jajarannya, yang diarak dari Museum Trowulan menuju Pendopo Agung Trowulan menggunakan transportasi kereta bendi.
Majapahit memang menjadi sebuah aset tidak ternilai bagi Kabupaten Mojokerto baik budaya, histori, kearifan lokal maupun kultur masyarakatnya. Dalam sambutannya kemarin, bupati mengatakan jika event Ruwat Agung Nuswantoro adalah moment pengenalan dan pengakraban budaya-budaya asli leluhur pada masa lalu agar tetap dikenal hingga nanti.
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Ringkus Terduga Pelaku TPPO
“Ruwat Agung Nuswantoro adalah aset penting Kabupaten Mojokerto, khususnya di sektor wisata budaya. Keseluruhan rangkaian acara yang apik, kolosal dan kental dengan kearifan lokal bercitarasa Majapahit ini sangat khas. Branding dari Ruwat Agung Nuswantoro itu kuat, orang-orang tidak mudah lupa. Budaya-budaya asli leluhur di masa lalu ditampilkan lagi, ini penting untuk menguatkan akar budaya kita supaya lestari,” harap bupati.
Djoko Widjayanto dalam laporan sambutannya juga menerangkan seluruh rangkaian agenda akbar Ruwat Agung Nuswantoro 1951 Saka Tahun 2017.
“Rangkaian acara Ruwat Agung Nuswantoro 1951 Saka/2017 Masehi, dimulai dari Festival dan Gelar Macapat serta Unduh-unduh Patirtaan pada Kamis (21/9), dilanjutkan Ruwatan Sukerto, Mangesti Suro dan Pagelaran Wayang Kulit dengan lakon Tumuruning Wahyu Pusoko Payung Tunggal Nogo Nuswantoro pada Jumat malam (22/9) dan puncaknya pada hari ini yakni Kirab Agung Nuswantoro dengan rute Pendopo Agung Trowulan – halaman Makam Troloyo,” lengkap Djoko. (*/dur)
Baca Juga: Petakan Potensi Desa, Mendes Yandri: Harus Jadi Supplier Bahan Baku Makan Bergizi Gratis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News