BANGKALAN, BANGSAONLINE.com – Mutilasi kapal untuk diambil lembaran demi lembaran besi baja (scrap) menjadi pemandangan sehari-hari di Desa Tanjung Jati, Kecamatan Kamal, Bangkalan. Ini adalah sebuah kegiatan dari mata rantai bisnis besi tua, di mana untuk satu kapal bekas, keuntungannya bisa Rp 3 miliar lebih.
Memang, sebelumnya, bisnis pemotongan kapal di Kamal sempat mengalami vakum dikarenakan beberapa masalah. “Waktu itu harga besi tua tidak stabil, surat izin sudah mati harus diperbarui lagi. Dan setiap kapal bekas yang masuk harus bayar pajak, sedangkan harga besi saat itu sangat murah. Jadi terpaksa harus berhenti, Sekitar tahun 2007 mulai beroperasi kembali,” kata, H Syamsuri, Direktur CV Ijah Jaya.
Baca Juga: Bosa Jasa: Solusi Urus Izin Usaha Mudah dari Rumah Saja
Syamsuri mengatakan, bangkai kapal yang akan dipotong menjadi beberapa bagian didatangkan dari berbagai wilayah, dari Surabaya, Jakarta, Ambon, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan. “Kebanyakan datang dari Batam, tergantung ada informasi penjualan kapal yang sudah tidak dipakai lagi,” kata dia. “Kalau ada pemotongan kapal pasti ada juga yang menyediakan kapal untuk dipotong, biasanya kapal tua yang tidak dipakai lagi,” tambah Syamsuri.
Syamsuri menambahkan, ada beberapa alasan kenapa kapal dijual, di antaranya sudah tidak layak pakai, mesin kapal terbakar yang menyebabkan kapal tidak berfungsi, dan mahalnya pembayaran pajak kapal. “Karena faktor itu, saya bisa membeli kapal bekas,” tandas dia.
Harga satu kapal dengan berat 2200 ton bisa mencapai Rp 4 - 6 miliar, tergantung dari divisi dan berat kapal. Memang butuh keahlian khusus yang didapat dari pengalaman, untuk menaksir berat kapal, serta kualitas besi yang dipakai untuk kapal.
Baca Juga: Hadiri Workshop Literasi dan Inklusi Keuangan, Pj Wali Kota Kediri Berikan Arahan kepada Pelaku UMKM
“Bisa saja harganya lebih murah, harus pandai menaksir bobot kapal. Semakin berat bobotnya semakin mahal harganya, kalau salah penaksiran bisa rugi, Biasanya dilihat dari panjang lebar dan tinggi, lainnya itu rahasia perusahaan,” kilah Syamsuri.
Keuntungan yang didapat dari memutilasi satu unit kapal mencapai lebih Rp 2 miliar. Saat harga besi naik keuntungannya akan jauh lebih besar.
“Harga potongan besi tua sekarang Rp 3.500/kg, itu hanya scrap saja, bisa dapat keuntungan dari barang lainnya misalnya baling-baling, lilitan dinamo, logam, mesin dan sebagainya, itu masih kecil sekali keuntungannya dibanding senior bisnis scrap yang memiliki tempat pemotongan lebih luas,” tambah Syamsuri.
Baca Juga: Bulan Haji, Omzet Perajin Kotak Hantaran Limbah Kardus di Jombang Meningkat
Sementara itu, terkait proses kerja mutilasi kapal, Joni Budi Harianto, pebisnis dari perusahaan lain yang berada di tempat pemotongan kapal Desa Tanjung Jati, Kamal, bertugas sebagai Kepala Mandor, CV Sumber Baru.
“Tugas saya di sini, mengatur semua proses pemotongan kapal dari awal sampai selesai. Tiap besi kapal yang sudah terpotong dibawa ke tepi menggunakan crane dan langsung diangkat ke truk sampai terisi penuh, kemudian langsung dibawa ke pabrik yang memesan, biasanya dibawa ke pabrik peleburan besi,” ujar Joni.
Kapal mati dipotong menjadi persegi empat dengan ukuran satu meter kali setengah meter, tergantung dari pemesanan pabrik. Setiap potongannya diperkirakan memiliki berat 120 kg.
Baca Juga: Stikosa – AWS Siap jadi Konten Kreator bagi Pelaku Bisnis UMKM
Setiap kapal memiliki waktu pemotongan yang berbeda, bila bobot kapal di bawah 1000 ton bisa di selesaikan kurang dari satu bulan, sedangkan 2000 ton ke atas bisa memakan waktu satu bulan setengah bahkan lebih.
Memotong kapal menjadi bagain yang lebih kecil sedikitnya diperlukan 20 tabung oksigen ukuran 50 kilogram dan 4 tabung LPG 12 kilogram setiap hari tergantung besar dan beratnya kapal.
Pekerja pemotongan kapal, dibagi menjadi tiga bagian, di antaranya tukang las besi, kuli panggul, dan supir truk. Jumlah pekerja tergantung jumlahnya kapal, semisal dua kapal bejejer butuh lebih dari 100 orang dengan sistem borongan.
Baca Juga: Seminar GPMN: Gus Heri Ajak Pemuda Berwirausaha, Gus Fawait Dorong Pemuda Berpolitik
“Mereka mendapatkan gaji setiap hari Jumat di bawah Rp 600 ribu. Sendangkan ketika harga besi naik bisa dapat gaji Rp 100 ribu per hari, beda lagi gaji supir truk pengangkut sekitar Rp 75 ribu per hari,” ungkap Joni.
“Bisnis besi tua memiliki prospek yang sangat bagus, kalau tidak hati-hati bersiaplah rugi. Untuk menaksir kapal bekas perlu keahlian khusus, calon pembeli kapal harus pandai menaksir bobot kapal atau kandungan besi yang terdapat di kapal, jika salah menaksir, harga beli kapal akan terlalu mahal yang akan menyebabkan kerugian,” tambah Syamsuri direktur CV Ijah Jaya. (Disna/UTM)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News