SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pertumbuhan ekonomi Jatim selalu di atas rata-rata nasional. Pada triwulan III tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Jatim sebesar 5,21 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 5,01, dengan gini ratio 0,39.
“Ini artinya kesenjangan kita berada dalam kondisi yang baik. Biasanya growth tinggi, gini rationya bertambah. Di Jatim, pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi kesenjangan menurun dari 0,40 menjadi 0,39,” ujar Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo saat Apel Pagi Awal Tahun 2018 di Halaman Kantor Gubernur Jatim Jl. Pahlawan No 110 Surabaya, Selasa (2/1).
Baca Juga: Resmikan Gedung Sekber PHDI, Pj Gubernur Jatim Ajak Umat Hindu Jaga Kondisivitas Pilkada
Mengawali tahun 2018, Pakde Karwo-sapaan Gubernur Jatim, mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) menyukseskan program Pemprov Jatim. Langkah-langkah strategis yang akan ditempuh tahun 2018, terutama pembangunan bidang infrastruktur, pertanian, peningkatan kualitas SDM, penanggulangan kemiskinan dan efisiensi pembiayaan.
Menurutnya, yang masih menjadi permasalahan yakni pertumbuhan industri masih di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan industri di Jatim mencapai 4,82 persen masih di bawah pertumbuhan ekonomi.
“Yang bagus itu industri harus di atas pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian pertumbuhan industri Jatim termasuk yang baik di atas rata-rata pertumbuhan industri nasional yang mencapai 4,15 persen,” jelas Pakde Karwo.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Untuk itu, pada tahun 2018, Pakde Karwo meminta agar sasaran meningkatkan pertumbuhan industri lebih pada memberikan nilai tambah di bahan baku. Proses yang digarap menjadi fokus memberikan nilai tambahnya di hulu. Sebagai contoh, petani harus bisa menjadikan padi menjadi beras, tidak menjual gabah kering giling.
Di bidang infrastruktur, lanjutnya, Pemprov Jatim ingin mewujudkan semua wilayah terhubung oleh transportasi di antaranya pembangunan jalan tol dan jalan provinsi, pembangunan jalur ganda kereta api (double track), pengembangan dan pembangunan bandara dan pengembangan pelabuhan.
“Apabila semua jalur transportasi terhubung, maka perekonomian Jatim akan meningkat dengan cepat. Secara tidak langsung tingkat kesejahteraan masyarakatnya ikut terungkit,” jelasnya.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
Di bidang pertanian, Pemprov Jatim akan mengoptimalisasikan nilai tambah untuk budidaya pertanian. Di antaranya, di sektor pertanian tanaman pangan dengan intensifikasi dan mekanisasi pertanian dari hulu hingga hilir, serta peningkatan indeks pertanaman dari 1,86 menjadi 2,49 pada tahun 2018.
Pemprov Jatim juga berupaya meningkatkan sumber daya manusia melalui dua cara yakni di sektor formal SMK menjadi filial fakultas di universitas. Di sektor non formal melalui SMK mini dan Balai latihan kerja. Cara tersebut dinamakan konsep pengembangan pendidikan dual track yang menjadi salah satu fokus Pemprov Jatim pada tahun 2018.
"Konsep dual track ini dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia, sehingga menjadi berkualitas dan berdaya saing," bebernya. (ian/rev)
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News