Pacitan Andalkan Empat DTW untuk Dongkrak PAD Sektor Wisata

Pacitan Andalkan Empat DTW untuk Dongkrak PAD Sektor Wisata Keberadaan shuttle di sepanjang jalur DTW Pacitan.

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Empat daerah tujuan wisata (DTW) di Pacitan diprediksi bakal menjadi daya ungkit kenaikan pendapatan asli daerah (PAD) pada tahun anggaran 2018 ini. Keempat DTW tersebut adalah Pantai Watu Karung, Pantai Klayar, pemandian banyu anget Tirto Husodo, serta Goa Gong.

Kabid Promosi Disparpora setempat Budi Hartoko mengakui jika 9 DTW yang dikelola pemkab memberikan kontribusi cukup tinggi atas target kenaikan PAD sektor wisata yang ditetapkan sebesar Rp 12 miliar pada Tahun Anggaran 2018 ini.

Baca Juga: Pacitan Jadi Salah Satu Wilayah Lengkap Sinergi Sertifikasi

"Namun kami optimistis empat DTW tersebut yang akan menjadi daya ungkit paling potensial untuk memenuhi target PAD. Apalagi Pantai Watu Karung yang pada tahun lalu bisa over target hingga 300 persen lebih," katanya, Kamis (8/2).

Selain itu, Pantai Klayar juga masih menjadi primadona bagi kebanyakan wisatawan. Meski tahun lalu memang belum memenuhi target. "Kendalanya selain adanya bencana alam, juga persoalan kendaraan shuttle. Para wisatawan mengaku biaya menuju Klayar mahal. Untuk satu bus saja sampai satu juta. Itu persoalannya," keluh dia.

Meski begitu, Budi menegaskan jika animo kunjungan wisatawan ke Pacitan mengalami kenaikan berarti. Dari 1,5 juta wisatawan, sampai akhir Januari lalu naik menjadi 1,8 juta wisatawan. "Tahun ini kita targetkan menjadi 2 juta kunjungan," jelasnya.

Baca Juga: Pemkab Pacitan Imbau Pengusaha Segera Bayarkan THR Karyawannya

Sementara itu Kadis Perhubungan Wasy Prajitno menegaskan bahwa pihaknya sudah memberikan kebebasan operasi bagi semua kendaraan shuttle. "Kami sudah berkoordinasi dengan camat serta Polsek terkait operasional shuttle. Silakan beroperasi, tapi jangan ada pemaksaan," tegasnya.

Menurut mantan Kepala Disbudparpora ini, sarpras utamanya akses jalan sejatinya sudah sangat layak dan bisa dilalui bus. "Akan tetapi lahan parkir kawasan yang masih terbatas. Karena itu diharapkan bus-bus wisata bisa parkir mendekati kawasan. Sedangkan shuttle itu justru bisa mangkal di kawasan wisata. Hal ini bertujuan agar para wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke obyek-obyek wisata terdekat lainnya. Jadi ada multiplayer effect, dengan keberadaan kendaraan penghubung itu. Di sisi lain wisatawan tidak terbebani biaya tinggi," tandasnya. (yun/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO