
BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Debit air Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terus mengalami kenaikan. Status ketinggian air tepatnya di papan duga Taman Bengawan Solo (TBS) Bojonegoro pada posisi siaga II (kuning) banjir.
Tren air terus mengalami kenaikan seiring adanya kiriman air dari wilayah hulu, Madiun, Ngawi, Ponorogo, dan beberapa daerah di Jawa Tengah. Oleh sebab itu, wilayah Bojonegoro saat ini sedang darurat banjir.
Puluhan desa di beberapa kecamatan di wilayah bantaran sungai terpanjang di pulau jawa itu saat ini sedang tergenang air. Ratusan rumah, ratusan hektar lahan pertanian, ratusan kilometer jalan desa serta puluhan fasilitas umum tergenang air.
Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo, mengatakan bahwa debit air sungai akan terus hingga waktu yang belum bisa diperkirakan. Sebab, air di wilayah hulu juga cukup tinggi hingga mencapai siaga merah, tepatnya di papan duga Dungus, Ngawi.
"Curah hujan tinggi masih akan terus terjadi, tentu akan menambah debit air Sungai Bengawan Solo, selain limpahan air dari wilayah hulu," jelasnya.
Andik Sudjarwo mengimbau masyarakat yang tersebar di belasan kecamatan di bantaran Sungai Bengawan Solo terus waspada, dan mengikuti update perkembangan ketinggian air setiap jamnya. Andik berpesan apabila ada desa yang baru terdampak banjir agar segera melapor ke Camat agar segera ditindaklanjuti.
"Beberapa desa di Kota Bojonegoro, Kalitidu, Balen, Trucuk dan Padangan sudah tergenang air. Banjir kita pastikan terus meluas ke beberapa kecamatan lainnya," bebernya.
Dia menjelaskan, ada sebanyak 11 kecamatan yang masuk daerah rawan banjir luapan Sungai Bengawan Solo. 11 kecamatan itu letaknya di bantaran sungai terpanjang di pulau jawa itu.
Agus (67) seorang petani di Kecamatan Kanor menambahkan, kondisi air Sungai Bengawan Solo yang sudah berada pada posisi siaga II banjir ini cukup mengkhawatirkan. Sebab, wilayah Kanor dan Baureno merupakan daerah hilir sungai di Bojonegoro yang letak geografisnya rendah.
"Ini gawat sekali. Bisa-bisa seperti banjir pada tahun 2007 lalu, yang merusak sejumlah jalan, fasilitas dan rumah warga Kanor. Saat itu kondisi air Bengawan siaga III atau merah banjir, lha saat ini sudah siaga II (kuning) dengan tren air masih terus naik," ucapnya ketakutan.
Sementara itu, dua kecamatan yakni Kanor dan Baureno belum ada rumah yang tergenang air. Luberan air Sungai masih di persawahan dan ladang. Namun kemungkinan nanti malam pemukiman dan rumah warga akan tergenang. (nur/ns)