TUBAN, BANGSAONLINE.com - Resi gudang penyimpanan gabah yang berada di Pakah, Desa Gesing, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban bakal dioptimalisasi oleh Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Koperindag).
Optimalisasi itu dilakukan lantaran selama ini dinilai kurang maksimal pengelolaanya. Sedangkan, sejak beroperasi pada 2016 lalu Sistem Resi Gudang (SRG) peyimpanan gabah itu juga belum sepenuhnya menyerap gabah petani di Kabupaten Tuban.
Baca Juga: Pemkab Tuban Apresiasi Program CSR Inovatif Si Pandu dan Desi yang Diusung PLN Nusantara Power
"Selama ini memang kami lihat belum maksimal pengelolaannya, termasuk belum maksimal peyerapan gabah dari petani," ujar Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Tuban, Agus Wijaya saat meninjau Resi Gudang di Pakah itu.
Ke depan, Sistem Resi Gudang (SRG) Kabupaten Tuban bakal ditata ulang. Jika saat ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditangani oleh PT Pertani, maka SRG itu akan dilimpahkan oleh BUMD maupun koperasi tunjukkan pemda. Bahkan, jika perlu ditawarkan pada gapoktan.
"Sejak awal SRG ini dikelola oleh PT Pertani, dan sampai saat ini juga belum memberikan PAD pada pemda. Harapannya, jika nanti dikelola oleh BUMD atau koperasi maka dapat memberikan sumbangsih PAD," terangnya.
Baca Juga: Petani Bawang Merah di Tuban Bersyukur Dapat Bantuan Traktor Khusus
"Pemanfaatan SRG ini sebenarnya berpihak dan menguntungkan petani. Sebab, sistemnya pengelolaannya gabah disimpan dulu, setelah harga melonjak baru dijual di pasaran. Petani bebas menjual gabahnya kepada siapapun. karena SRG hanya sebatas membantu petani menyimpan gabah sebelum dijual ke pasaran atau pembeli".
"Untungnya lagi, petani yang menyimpan gabah di sini diberi uang pinjaman 75 persen dari total gabah yang disimpan. Uang itu diberikan agar digunakan modal bertanam lagi. Jika nanti gabahnya sudah terjual, barulah petani mengembalikan uang tadi dengan bunga 0,5 persen. Apabila harga gabah naik, maka keuntungannya bisa diambil petani sendiri. PT Pertani maupun pemda tidak meminta sepersen pun," beber Agus.
Mantan Kabag Humas dan Media Pemkab Tuban itu berharap gudang berkapasitas 1.500 ton tersebut dapat membantu petani di wilayah Plumpang, Widang, Rengel dan Soko. Ke depan, Dinas Koperindag akan melakukan sosialisasi pada Gapoktan, Poktan, maupun KTNA di Kabupaten Tuban agar SRG dapat berjalan maksimal.
Baca Juga: Tingkatkan Produksi, Unirow Kenalkan Alat Evaporator "CEPEK" untuk Petani Garam di Tuban
"Target kami gudang ini dapat menyimpam secara maksimal dan overload. Apabila sudah overload, maka nantinya dapat mengajukan SRG lagi yang bisa ditempatkan di wilayah Tuban selatan," pungkasnya.
Diketahui, dengan SRG ini petani dapat menunda penjualan gabah ketika harga anjlok. Sebelum disimpan, gabah akan dikeringkan yang dikenai biaya Rp 175 per kilogram. Kemudian, diambil sampel gabah guna dilakukan uji kadar air yang nantinya menentukan harga gabah. Setelah hasil uji lab keluar, baru resi harga gabah keluar. Resi harga itulah yang nanti menjadi patokan petani dalam proses menjual gabah pada pembeli. (wan/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News