Ziarah Makam Pendiri NU KH Abd Chalim di Cirebon, Saatnya Dianugerahi Gelar Pahlawan (1)

Ziarah Makam Pendiri NU KH Abd Chalim di Cirebon, Saatnya Dianugerahi Gelar Pahlawan (1) Makam KH Abdul Chalim tampak sangat sederhana tapi mengesankan sangat teduh. Makam ini terletak di pekarangan keluarga di Desa Leuwimunding Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka Cirebon Jawa Barat. Pekarangan ini kini jadi salah satu pusat pendidikan Amanatul Ummah yang merupakan cabang dari Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Mojokerto Jawa Timur yang didirikan dan diasuh oleh Dr KH Asep Saifuddin Chalim, putera KH Abdul Chalim. Santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah kini mencapai 10.000 santri. Foto: bangsaonline.com

MAJALENGKA, BANGSAONLINE.com - Salah satu ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang belum banyak dikenal publik adalah KH Abdul Chalim. Padahal kiai berwajah tampan ini sangat berperan penting baik dalam pendirian NU maupun kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Bahkan Kiai Abdul Chalim kini layak dikukuhkan sebagai pahlawan nasional.

M Mas’ud Adnan, direktur bangsaonline.com dan HARIAN BANGSA belum lama ini punya kesempatan baik untuk berziarah ke makam Kiai Abdul Chalim di Leuwimunding Majalengka Cirebon. Berikut laporan perjalanan wartawan senior yang juga direktur BBSTV itu:

Baca Juga: Erick Thohir Jadi Ketua Pengarah Satu Abad NU

Makam di samping Musholla di Desa Leuwimunding Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka Cirebon Jawa Barat itu terlihat sangat sederhana tapi teduh. Tak ada atribut menyolok. Makam itu hanya ditandai nisan kecil dan satu pohon bunga yang tumbuh menjulang. Selebihnya hanya batu-batu putih tertata apik di atas pusara itu.

Jika para peziarah tak membaca “sejarah singkat” yang ditempel di tembok pemakaman itu, niscaya mereka tak bakal tahu kalau yang berbaring di makam sederhana itu adalah ulama dan tokoh penting dan besar di negeri ini. Itulah pusara KH Abdul Chalim, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi keagamaan terbesar di Indonesia dan di dunia internasional.

Makam Kiai Abdul Chalim terletak di pekarangan keluarga yang kini jadi salah satu pusat pendidikan Amanatul Ummah ke-02 di Leuwimunding Majalengka Cirebon. Pusat Lembaga pendidikan ini merupakan cabang dari Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur yang kini santrinya mencapai 10.000 orang. Pesantren Amanatul Ummah didirikan dan diasuh oleh Dr KH Asep Saifuddin Chalim, putra KH Abdul Chalim. 

Baca Juga: Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Mutiara Indonesia dari Jawa Timur

Selama ini bangsaonline.com dan HARIAN BANGSA sangat penasaran dengan kisah perjuangan Kiai Abdul Chalim ini. Karena dalam struktur kepengurusan PBNU periode pertama nama Kiai Abdul Chalim tercantum sebagai Naibul Katib (Wakil Sekretaris) di bawah nama KH Abdul Wahab sebagai Katib Syuriah PBNU. Ini berarti orang penting kedua di jajaran Katib Syuriah PBNU. Apalagi dalam jajaran Katib (sekretaris) itu hanya dua tokoh atau kiai. Yaitu Kiai Abdul Wahab Hasbullah dan KH Abdul Chalim saja.

Seperti kita pahami struktur kepengurusan PBNU pertama Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar. Sedang Ketua Umum Tanfidziyah dipercayakan kepada Hasan Gipo. Bisa kita lihat dalam susunan pengurus NU pertama di bawah ini:

SUSUNAN PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA PERTAMA (1926)

Baca Juga: Ucapkan Selamat Harlah NU, Wali Kota Kediri Harapkan NU Tetap Jadi Pedoman dan Dampingi Masyarakat

A.PENGURUS SYURIAH

Rois Akbar : KH Muhammad Hasjim Asja’ari, Jombang

Wakil Rois : K.H.A. Dahlan Achyat, Kebondalem Surabaya

Baca Juga: NU Lahir atas Istikharah Kiai, Gubernur Khofifah: Santri Pemimpin Masa Depan

Katib : KH. Abdul Wahab Hasbullah Kertopaten Surabaya

Naibul Katib : KH. Abdul Halim Surabaya

B. A'wan : KH. Mas Alwi bin Abdul Aziz Surabaya

Baca Juga: Heboh Foto Plang NU Ranting Petamburan, Ini Penjelasan Ketua PCNU Jakarta Pusat

: KH. Ridwan Abdullah Surabaya

: KH. Amin Abdus Syukur Surabaya

: KH. Amin (Praban) Surabaya

Baca Juga: Sambut Harlah NU ke-95, Khotib Marzuki Ajak Nahdliyin Bijak Hadapi Persoalan Bangsa

: KH. Said Surabaya

: KH. Nahrawi Thahir Surabaya

: KH. Hasbullah (Plampitan) Surabaya

Baca Juga: Sulaiman Banser Buleleng, Long March Napak Tilas K.H.R. As'ad Syamsul Arifin

: KH. Syarif Surabaya

: KH. Yasin Surabaya

: KH. Nawawi Amin Surabaya

Baca Juga: Penyebutan Neo Khawarij Pecah Belah NU, Kembali ke Khittah 26 Keputusan Muktamar ke-27

: KH. Bishri Syansuri Jombang

: KH. Abdul Hamid Jombang

: KH. Abdullah Ubaid Surabaya

: KH. Dahlan Abdul Kahar Mojokerto

: K. Abdul Majid Surabaya

: KH. Masyhuri Lasem

C.MUSTASYAR

KH Moh Zubair Gresik

KH. Raden Munthaha Madura

KH. Mas Nawawi Pasuruan

KH. Ridwan Mujahid Semarang

KH. R. Asnawi Kudus

KH. Hambali Kudus

Syekh Ahmad Ghanaim Surabaya (asal Mesir)

D. TANFIDZIYAH :


Ketua : .     H. Hasan Gipo
Wakil : .      H. Sholeh Syamil
Sekretaris :M. Sidiq Sugeng Yudowiro
Wakil :        H. Nawawi
Bendahara : H. Mohammad Burhan
H. Ja'far .

Memang Kiai Abdul Chalim selama ini kurang popular. Padahal peran Kiai Abdul Chalim sangat besar terhadap berdirinya NU, terutama saat Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari sebagai pendiri utama NU menugasi KH Abdul Wahab Chasbullah (Mbah Wahab) mengumpulkan kiai se-Jawa dan Madura di Surabaya. Kiai Abdul Chalim yang saat itu menjabat Sekretaris Nahdlatul Wathon ditugasi Mbah Wahab (saat itu Mbah Wahab Ketua Nahdlatul Wathon) membuat surat undangan terhadap para kiai se-Jawa dan Madura agar hadir dalam rapat yang akan memutuskan delegasi untuk menghadap raja di Hijaz yang kemudian menjadi cikal-bakal pendirian NU, organisasi keagamaan terbesar saat ini. (bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO