Surabaya-(BangsaOnline)
Perlantikan anggota DPRD Jatim periode 2014-2019 diwarnai unjuk rasa dari dua elemen mahasiswa PMII dan KAMMI.Demo dua elemen ini terlihat tanpa ada koordinasi dan menuarakan kepentingan mereka sendiri-sendiri.
Baca Juga: Oknum Anggota DPRD Jatim Warga Sampang Diduga Aniaya Istri Siri yang Berprofesi DJ
Namun, aspirasi mereka tetap sama yakni meminta anggota dewan yang baru lebih aspiratif. Anggota dewan dituntut untuk tanggap dengan kondisi rakyat yag mereka wakili. Mereka tidak ingin anggota dewan hanya duduk dan berjuang mementingkan dirinya sendiri dan kelompoknya.
Aksi saling dorong antara pendemo dan polisi yang mengamankan lokasi sempat terjadi. Pendemo memaksa untuk bisa masuk ke dalam gedung dewan yang ada di jalan Indrapura itu. Mereka ingin menyampaikan sendiri aspirasi yang ada.
"Kami akan masuk paksa jika tetap dihalangi," ujar korlap PMII, Hasan Baisuni saat berorasi di pintu masuk DPRD Jatim, Minggu (31/8/2014).
Baca Juga: Pj. Gubernur Adhy Optimis Sinergi Eksekutif-Legislatif Wujudkan Jatim Lebih Maju dan Sejahtera
Aksi saling dorong tidak terelakkan ketika puluhan mahasiswa dari PMII bersikukuh memaksa masuk. Beruntung aksi ini tidak berlangsung lama. Aksi pembubaran paksa pun tidak terjadi karena mereka dinilai belum anarkis.Selain membawa poster dan spanduk, pendemo juga membawa alat pembersih telinga. Benda itu sebagai simbolis agar anggota dewan mau mendengar keluhan rakyat dan tidak melupakan janji-janji mereka saat kapanye.
Aksi para pendemo baru mereda setelah dua anggota dewan yang baru dilantik mau menemui mereka. Badrut Tamam dari Fraksi PKB dan Freddy Poernomo dari Fraksi partai Golkar sempat menemui massa pendemo untuk mendingankan situasi. Kedua anggota Dewan incumbent itu berjanji akan amanah memperjuangkan aspirasi rakyat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News