Minoritas Sempurna

Minoritas Sempurna Dahlan Iskan

Perjalanan yang istimewa, sahur dan buka puasa di 2 negara bagian. Istimewa karena di apit 2 mahasiswa Indonesia. Saya juga tidak menyangka bisa bertemu dua teman mahasiswa Indonesia di Columbia University Missouri. Satu asal Bondowoso. SMA-nya di Malang. Naadaa namanya. Sudah selesai S1 dan S2 elektro. Lagi S3.

Satu lagi dari Pasuruan. SMA-nya di Palembang karena dapat bea siswa Sampoerna. Rifki namanya. Ambil S1 dan S2 mesin.

Semula saya hanya ingin lihat reaktor research milik universitas ini. Meski untuk research tapi cukup besar: 10 MW. Lalu ingin keliling kampusnya yang sangat indah dan besar.

Selesai semua itu sudah pukul 8 malam. Hampir memasuki waktu maghrib..eh.. buka puasa. Saya lantas cari Google…eh…cari masjid. Ketemu: di sebelah kampus. Persis. Mesjidnya bagus. Dua lantai. Ada madrasahnya kecil. Baru dibangun.

Kepada dua orang berkulit gelap di halaman itu saya bertanya: berapa lama lagi buka puasanya? Dijawab: 20 menit lagi. Lumayan. Lebih cepat dari di Hays.

Tapi jangan sewot. Bukan karena mengejar berbuka lebih cepat saya meninggalkan Hays.

Habis berbuka saya diantar teman mahasiswa itu dengan mobilnya: ke hotel saya. Lalu diminta ikut sahur bersama. Dengan mahasiswa lain dari Indonesia. Yang tadi belum berhasil dikontak.

Ada 20 mahasiswa Indonesia di kampus itu. Saya setuju. Yang Kristen pun ikut sahur bersama: Daniel. Asal Medan. Lagi nambah tahap S3 matematika. Rukun. Terharu. Asyik. Berdiskusi. Pukul 03.30 pagi.

Ada bung Yanu, asal Blitar ambil S3 pertanian. Akan bikin disertasi dampak pasar modern. Ia lulusan IPB. Sudah sebulan tidak makan nasi: dendam terbalaskan.

Sangat menarik. Ada hikmahnya untuk kita. Di Indonesia. Mengapa orang minoritas terpaksa beribadat di rumah. Atau garasi. Atau ruko. Atau di bawah pohon. Karena sulit bangun tempat ibadah. Dst…

Kalau saja kian banyak orang yang pernah merasakan jadi minoritas di lautan mayoritas mungkin baik ya? Sampai tamat SMA saya belum pernah jadi minoritas. Bahkan belum pernah punya teman atau kenalan yang beda agama, beda suku, beda bahasa.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO