GRESIK, BANGSAONLINE.com - Belakangan ini keluarga besar PDIP jadi sorotan masyarakat pasca sejumlah kadernya terjerat kasus hukum. Terakhir, Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar dan Bupati Tulungagung Syahri Mulyo di-OTT KPK. Keduanya merupakan kader PDIP.
Menurut Ketua DPC PDIP Kabupaten Gresik Ir. Hj. Siti Muafiyah, hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengkerdilkan PDIP dan mengganjal Presiden RI Joko Widodo untuk kembali menjadi Presiden pada Pilpres 2019.
Baca Juga: Kampanye Akbar di Bungah, Cawabup Gresik Alif Ajak Coblos Surat Suara yang Ada Paslonnya
Untuk itu, Siti Muafiyah mengatakan PDIP Gresik telah siap untuk membabat habis rival-rival tesebut. "Kalau Banteng Ketaton sudah terluka, maka jangan salahkan jika Banteng balik melukai," ujar Muafiyah kepada BANGSAONLINE.com dengan nada berapi-api, Senin (12/6/2018).
Muafiyah membeberkan, bahwa Banteng Ketaton merupakan istilah yang diambil dari bahasa Jawa. Ini menggambarkan bagaimana kalau Banteng itu terluka.
"Banteng seperti ini akan mengeluarkan seluruh energinya, seluruh daya survivalnya, seluruh nafas perjuangannya dan panca inderanya, ngamuk (marah) dan kalahkan lawan," paparnya.
Baca Juga: Pascaputusan MK, PDIP Gresik Minta Bawaslu Tindak Pejabat dan TNI-Polri Tak Netral di Pilkada 2024
"Ketika Banteng terluka, maka di situlah point of no return. Saat ini, lawan beranggapan dengan kejadian sejumlah kasus hukum yang menyeret putra-putra terbaik PDIP seperti di Kota Blitar dan Tulungagung akan membungkam suara PDIP di Mataraman. Anggapan lawan tersebut harus dipatahkan dengan kerja politik lebih hebat lagi. Kita tidak pernah menyerah, sebab inti strategi adalah merubah hal negatif menjadi positif," terang mantan anggota DPRD Gresik ini.
Muafiyah menyebutkan bahwa massa PDIP adalah massa partai yang memiliki semangat Banteng. "Kita pernah mengalami tidak bisa melakukan kaderisasi selama 32 tahun. Dan, itu jadi pelajaran berharga bagi PDIP. Hikmahnya, PDIP makin matang dalam perpolitikan, dan sekarang menjadi partai pemenang," ungkapnya.
Ditegaskan Muafiyah, sampai saat ini PDIP bisa survive dan bahkan bisa berada di dalam pemerintahan dan menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi berkat ideologi. "Karena api perjuangan yang tidak pernah padam. Karena semangat bersama rakyat," katanya.
Baca Juga: PDIP Larang Kadernya di Legislatif Ikut Kunker Jelang Pilkada, Noto: Sudah Lapor ke Sekwan Gresik
"Keluarga besar PDIP saat ini tengah mencari motif sebenarnya dalam kasus Wali Kota Blitar dan Tulungagung yang terkena OTT KPK. Sebagi kader dan bagian dari keluarga besar PDIP, kita begitu kaget dengan apa yang terjadi di Tulungagung dan Blitar. Kita dukung KPK di dalam memberantas korupsi. Namun secara politik kita pun harus tetap sadar ada skenario apa di balik itu," cetusnya.
Muafiyah menilai ada kejanggalan dalam OTT tersebut. "Sebelumnya ada yang menghembuskan akan ada kejadian Luar Biasa (LB) yang akan membuat seseorang bisa menang, dan ternyata terbukti ada OTT," ungkapnya.
"Sejauh ini keluarga besar PDIP belum percaya dan bertanya-tanya apakah kasus tersebut murni OTT ataukah ada kepentingan politik di luarnya. Kita masih menebak dan terus kumpulkan fakta. Yang jelas, di beberapa waktu yang lalu, kita melihat bagaimana lembaga yang begitu powerfull ada tengara bisa disalahgunakan. Siapa yang bermain politik di balik masalah hukum tersebut? Semua patut kami menduga adalah skenario Pilpres 2019," katanya.
Baca Juga: Jelang Konfercab, Jumanto Nyatakan Siap Pimpin PDIP Gresik
Karena itu, Muafiyah mengajak massa seperjuangan, apapun rintangan yang dihadapi tetap bergerak dan melawan. "Sebab mereka telah menggunakan segala cara. Kita pertajam pergerakan kita di tangan rakyat," ajaknya.
Dalam kesempatan ini, Muafiyah juga menyinggung konstelasi Pilgub Jatim. "Pesan Ibu Ketua Umum (Megawati Soekarno Putri) terus berjuang, meski lebaran pun kita pakai untuk pergerakan. Anak-anakku, kader-kader PDI Perjuangan, aku bersamamu. Aku titipkan keponakanku sendiri, Mbak Puti, cucu Bung Karno, untuk benar-benar diperjuangkan dengan sepenuh hati," kata Muafiyah menirukan pesan Megawati.
Muafiyah menyebutkan bahwa ada upaya ambisius dari seorang tokoh nasional untuk mematahkan dan mengkerdilkan suara PDIP dalam Pilgub Jatim. "Tokoh tersebut sengaja menyelundupkan seorang figur yang masih bau kencur. Tujuannya, untuk kepentingan keluarganya."
Baca Juga: Pro Bumbung Kosong, Usulan DPC PDIP Gresik Pecat Bagus dan Medy Tak Direspons DPD Jatim
"Untuk itu, mari kita patahkan skenario politik ini dengan menggelorakan energi juang bahwa yang kita usung dalam Pilgub Jatim adalah Cucu Bung Karno (Puti Guntur Soekarno), " terangnya.
"Pergerakan kita kali ini fokuskan pada perempuan dan pemuda. Itu sasaran utama door to door. Kita perkuat gotong royong dan kerjasama kita. Selamat berjuang!," pungkasnya. (hud/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News