LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) bersama Kementerian Luar Negeri Belanda melakukan pertemuan di Desa Tenggulun, Lamongan. Desa yang terkenal dengan program deradikalisasi untuk para mantan napi kasus terorisme itu menarik perhatian Menlu Belanda, Stefanus Abraham Blok. Ia pun menyambangi Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP), tempat para mantan napi terorisme dibina, Rabu (4/7). Blok juga direncanakan akan melakukan perjanjian bilateral dengan Indonesia.
Pendiri Yayasan Lingkar Perdamaian Ali Fauzi mengatakan kalau kedatangan pemerintah Belanda ke YLP untuk melihat langsung bagaimana deradikalisasi yang diterapkan. Bahkan, nantinya juga akan belajar kepada yayasan. "Karena yayasan ini baru pertama di Indonesia. Mereka tertarik ke sini bagaimana membimbing napiter dan mantan combatan agar tidak kembali lagi," ujarnya saat ditemui di YLP, Rabu (4/7).
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
Fauzi menambahkan, hal yang membuat pemerintah Belanda secara berturut-turut datang ke YLP karena di sana sedang dilanda terorisme. Ia menyebut yang sudah mengunjungi sebelumnya Duta Besar (Dubes) dan sekarang Menlu Belanda. "Di sana (Belanda) informasinya banyak yang bergabung ke ISIS. Sekitar ratusan warganya pergi ke Suriah," jelasnya
Selain itu, Fauzi juga menegaskan kalau yayasannya siap memfasilitasi jika diminta kerjasama dalam menanggulangi terorisme. Metode persaudaraan yang diusungnya membuat napiter dan mantan kombatan tidak lagi kembali ke komunitas yang lama.
"Kami memakai metode merangkul. Kami buat periode kumpul, seperti halnya outbond tiap tahunnya. Intinya kami usaha terus membantu saat mereka benar membutuhkan, agar mereka (napiter) merasa terus diperhatikan," pungkasnya. (qom/rev)
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News