GRESIK, BANGSAONLINE.com - PT. Jebe Koko berhenti berproduksi selama seminggu pasca didemo ribuan masyarakat Manyar, Jumat (13/7). Selama pabrik tak beraktivitas itu, ternyata tak karyawannya tak diliburkan. Sebanyak 175 karyawan PT. Jebe Koko oleh manajemen tetap dipekerjakan.
Namun, mereka tak dipekerjakan di bagian produksi atas pertimbangan komitmen perusahaan dengan masyarakat Manyar.
Baca Juga: PT Sentral Harapan Jaya di Gresik Terbakar, Kerugian Capai Rp20 Miliar
Sebelumnya, perusahaan asal Malaysia itu setuju untuk menghentikan operasi sebelum ada alat untuk meminimalisir limbah bau yang ditimbulkan pasca produksi. Kesepakatan ini sebagaimana tuntutan masyarakat Manyar.
Meski begitu, hingga kini pihak perusahan masih belum dapat memastikan kapan Jebe Koko kembali berproduksi. "Ya, dalam waktu dekat lah, sambil menunggu alat yang dipesan untuk meminimalisir limbah bau datang," ujar Asisten Manajer PT. Jebe Koko Noviek Yulianto kepada sejumlah wartawan.
Noviek mengungkapkan, bau dari hasil produksi cocoa muncul akibat penyumbatan dalam alat produksi. Namun ia memastikan beberapa penyumbatan sudah diperbaiki, sedangkan lainnya tengah proses perbaikan.
Baca Juga: PT Smelting Raih Penghargaan Pembina Kemitraan Terbaik Bidang Penanaman Modal dari Pemkab Gresik
"Jebe Koko sebenarnya sudah bekerjasama dengan laboratorium independen yang ditunjuk Pemerintah. Dan pihak laboratorium ini secara periode rutin melakukan pengecekan. Hasilnya, bau yang ditimbulkan masih di bawah ambang batas. Tapi kita tidak bisa lepas dengan masyarakat, maka kita berupaya mengakomodir aspirasi dari warga sekitar perusahaan," jelasnya.
Sementara General Affairs & External Relations PT. Jebe Koko Indonesia, Ditya Rachmawati mengungkapkan bahwa untuk sementara ini karyawan disibukkan dengan kegiatan di luar produksi. Misalnya bagian teknisi melakukan perbaikan mesin untuk meningkatkan kinerja produksi cokelat, training karyawan, bersih-bersih areal pabrik dan melakukan pengecatan menyambut peringatan HUT RI ke-73 tahun.
"Seperti hari Jumat ini, kami adakan Jumat bersih, ada senam bersama, dan kegiatan lain menyambut HUT RI ke-73 tahun," katanya.
Baca Juga: Lepas Ekspor 36,28 Ton Copper Foil PT Hailiang ke China, ini Harapan Bupati Gresik
Dampak dari seminggu tak produksi, Ditya mengaku belum dapat merinci berapa kerugian perusahaan. "Tapi manajemen tetap memberikan hak normatif karyawan sebagaimana mestinya," tandasnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini yang berhenti operasional di perusahaannya hanyalah bagian produksi. Sedangkan administrasi, distribusi, dan beberapa bagian non-produksi lainnya tetap berjalan normal.
"Kita masih punya banyak stok hasil produksi di gudang yang tetap harus didistribusikan, begitu juga dengan bahan baku yang saat ini ada di Pelabuhan, sekarang tengah kita bongkar untuk dibawa ke gudang penyimpanan," pungkasnya. (hud/ns)
Baca Juga: Diduga Gunakan Limbah B3 untuk Produksi Batako, PT PLI Janjikan Hal ini Usai Didemo Warga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News