TUBAN, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka memeriahkan HUT RI yang ke-73 tahun, masyarakat Desa Kembangbilo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, menggelar Festival Tabuh Lesung di lapangan desa setempat, Minggu (19/8).
Selain bagian dari 17-an, lomba tersebut sekaligus untuk mengenalkan kepada para generasi muda tentang fungsi lesung yang tidak hanya sebagai penumbuk padi. Namun bisa digunakan sebagai alat musik dan sarana komunikasi antar warga.
Baca Juga: Meriahkan HUT ke-79 RI, 10 Pasang Pengantin di Tuban Gelar Nikah Massal
Kepala Desa Kembangbilo, Muhammad Abdul Rokhim menuturkan, lesung merupakan sarana komunikasi masyarakat desa sebelum ditemukannya alat komunikasi seperti sekarang ini.
Sebelum melaksanakan suatu kegiatan, masyarakat selalu mengawalinya dengan menabuh lesung. Di samping itu, lesung juga sebagai penanda adanya musibah yang menimpa salah seorang warga.
"Orang dulu selalu mukul lesung ini untuk memberikan isyarat berkumpul, atau adanya musibah seperti kebakaran, banjir, dan kehilangan hewan ternak. Semua nada pukulan berbeda-beda," jelasnya.
Baca Juga: Pimpin Upacara HUT RI di GOR Rangga Jaya Anoraga, Bupati Lindra Sampaikan Pesan Presiden
Lebih lanjut, kades nyentrik ini menambahkan, jika di desa yang dipimpinnya masih banyak warga yang menyimpan lesung. Karena itu, lomba festival tersebut juga digelar untuk menjaga agar tradisi yang ada di desanya terus dilestarikan.
"Masih ada sekitar 30 lesung yang ada di desa ini. Namun rata-rata hanya usia 50-an lebih yang bisa menabuh lesung ini. Untuk itu, dengan lomba ini dapat mengenalkan alat musik lesung yang telah dimiliki warga secara turun temurun," ujarnya.
Salah satu peserta lomba, Sulikah merasa bangga bisa berpartisipasi dalam memeriahkan dihari kemerdekaan RI Ke-73 tahun. Dalam ajang tersebut, dirinya bersama warga lainnya dalam satu tim mengaku mempersiapkan diri sebaik mungkin, mulai dari lagu dan kostum yang akan dipakai dalam lomba.
Baca Juga: Bupati Lindra Serahkan Remisi pada WBP Lapas Tuban, 4 Orang Langsung Bebas
"Sudah terbiasa nabuh lesung, sehingga tidak terlalu kaget. Untuk menyerasikan tabuhan bersama satu tim, latihan setiap hari selama seminggu," katanya.
Sekadar informasi, lomba tabuh lesung tersebut diikuti sebanyak 17 grup yang berasal dari masing-masing RT di desa. Sememtara dalam satu grup diisi sebanyak 6 orang peserta. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News