Oleh: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag. . .
In ahsantum ahsantum li-anfusikum wa-in asa'tum falahaa fa-idzaa jaa-a wa’du al-aakhirati liyasuu-uu wujuuhakum waliyadkhuluu almasjida kamaa dakhaluuhu awwala marratin waliyutabbiruu maa ‘alaw tatbiiraan (7).
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
"… fa-idzaa jaa-a wa’du al-aakhirati ...". Terjemahan "wa'du al-aakhirah" adalah janji terakhir. Begini, ayat sebelumnya (4) bertutur, bahwa bangsa Israel akan membuat kerusakan di bumi ini dua kali. Kebrutalan pertama dengan berbagai akibatnya dijelaskan oleh ayat nomor 5 dan 6 seperti dulu dikisahkan. Lalu ayat studi ini (7) menjelaskan kebrutalan kedua dengan bahasa "wa'du al-aakhirah".
Banyak versi soal bentuk konkret kebrutalan mereka sesi kedua ini. Meski demikian, semua riwayat tertuju kepada pembunuhan nabi Zakariya A.S. dan putranya, nabi Yahya A.S. Nabi Zakariya A.S. yang sudah tua, kesalehan dan semangatnya berdakwah sungguh membuat para pendeta Yahudi dan pembesar bani Israel jengkel.
Bayangkan, nabi Zakariya A.S. pernah kehilangan suaranya yang biasanya lantang, alias bisu mendadak selama tiga hari. Hal itu bukan sebuah kutukan, melainkan anugerah karena sebagai tanda bahwa doanya meminta anak telah dikabulkan oleh Tuhan. Mestinya istirahat sejenak dan libur tidak berdakwah. Andai Zakariya melakukan itu, maka wajar dan pasti dimaklumi oleh masyarakat.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia
Tapi tidak bagi Zakariya A.S. Sang nabi super gigih itu tetap saja keluar rumah, bersilatur rahim, memimpin ibadah dan naik ke mimbar menyampaikan dakwah meskipun hanya pakai isyarah tangan dan segala bahasa tubuh yang bisa dimengerti. Materi yang disampaikan minimal menyeru umatnya agar tetap bertasbih dan memuji kebesaran Tuhan (Maryam:11).
Sikapnya yang tak bisa dikompromi dan tetap berseru ke jalan Allah SWT, tidak mensekutukan dengan siapapun, tetap menyeru umat agar jujur dan tidak curang, mencari rezeki yang halal, berlaku santun dan murah hati inilah yang membuat para pembesar bani Israel dan para konglomerat terganggu. Para pendeta terganggu karena ajaran teologisnya terpatahkan oleh keimanan dan tauhid yang diserukan Zakariya. Sedangkan kalangan borjuis-konglomerat merasa tersendat bisnisnya karena ajaran kejujuran. Lalu mereka bergabung dalam kekuatan besar dan nabi Zakariya A.S., akhirnya mereka bunuh.
Yahya A.S., putra Zakariya A.S. sebagai pewaris nabi meneruskan dakwah sang ayah. Dakwah Yahya A.S. lebih tegas dan berani selaras dengan jiwa mudanya. Hal itu makin membuat geram bangsa Israel. Akhirnya Yahya A.S. dibunuh juga dengan cara yang sangat sadis.
Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana
Dikisahkan, Yahya A.S. merasa nyawanya terancam oleh para penjahat. Hal itu sangat beralasan karena beberapa pengikut setianya juga mengalami penyiksaan dan pembunuhan. Dalam keadaan sangat terdesak, Yahya A.S. berhasil lolos dan sembunyi di dalam tubuh pohon besar, di mana ada rongga di dalamnya akibat keropos dan ketuaaan. Rongga itu ke dalam, sempit dan pres hanya cukup satu bodi manusia. Praktis dan tidak ketahuan dari luar. Sangat aman untuk sementara.
Tapi ada Iblis yang menjelma kakek tua memberi tahu para panjahat yang sedang mencari, bahwa Yahya sedang bersembunyi di dalamnya. Rongga diblok dan pohon digergaji, dipotong bersamaan jasad nabi mulia, Yahya A.S. Jadi, dalam kisah dakwah nabi-nabi, tercatat setidaknya dua kali Iblis menjelma menjadi manusia dan menginformasikan rahasia berharga untuk orang-orang kafir jahat.
Pertama, terjadi pada zaman nabi Ibrahim A.S.. Ibrahim muda dengan beraninya masuk ke hall tempat pemujaan kerajaan yang penuh patung sesembahan. Berhala-berhala itu dihancurkan, kecuali satu patung yang terbesar. Raja dan para pejabat istana marah besar. Meski semua jajaran kepolisian dan intelejen negara dikerahkan, tidak membuahkan hasil.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Tentukan Hak Asuh, Nabi Sulaiman Hendak Potong Bayi Pakai Golok
Iblis tidak membiarkan kroninya gagal memburu pelaku, lalu si terkutuk itu menjelma menjadi kakek tua dan memberi tahu, bahwa pemuda Ibrahim pelakunya. Ibrahim ditangkap kemudian dihukum. Dan peristiwa kedua menimpa nabi Yahya A.S. ini. Bedanya, Ibrahim A.S. diselamatkan Allah SWT, meski dibakar, dia aman dan nyaman-nyaman saja. Sedangkan nabi Yahya A.S. memenuhi ajalnya.
Begitulah, yang namanya musuh nabi, musuh umat Islam itu tidak dari satu arah. Bisa dibayangkan, Iblis yang tergolong makhluq gaib dan tak terlihat, memaksakan diri menjelma menjadi manusia tua dan memberi bantuan sangat besar kepada kroninya dalam menjahati nabi. Kini Iblisnya berganti dengan bentuk lain, menjahati umat Islam. Al-Qur'an menuturkan, bahwa syetan itu kadang berupa jin (syayathin al-jinn) dan kadang berupa manusia (syayathin al-ins). Karena hanya disebut jenisnya saja secara umum, tanpa identitas suku, pangkat maupun agama, maka syetan musuh umat Islam bisa dari umat Islam sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News