PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Menjelang peringatan 1 Suro yang digelar Pemkab Ponorogo, tiga pusaka yang selama ini disimpan di Pringgitan komplek Pendopo Agung Ponorogo dibawa keluar untuk kemudian diarak. Tiga pusaka itu adalah Songsong Tunggul Wulung, Angkin Cinde Puspita, dan Tombak Tunggul Naga.
Prosesi pelepasan itu dipimpin langsung Kanjeng Raden Ario Ipong Muchlissoni, Bupati Ponorogo ke-26. Tiga pusaka itu merupakan peninggalan Bupati Ponorogo pertama, Batara Katong. Jimat Ponorogo itu kemudian diarak dari Pendopo Agung yang merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Ponorogo saat ini menuju ke Pasar Pon yang merupakan pusat pemerintahan Ponorogo lama.
Baca Juga: Bupati Ponorogo Optimis Reyog akan Diakui UNESCO Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
"Tradisi bedol pusaka ini sebagai napak tilas sejarah Kabupaten Ponorogo dari ibu kota saat ini ke ibu kota lama di wilayah Pasar Pon. Selanjutnya pusaka-pusaka itu di bawa kembali ke Pendopo Agung untuk dijamas (dicuci)," urai Ipong Muchlissoni, Senin (10/9) dini hari.
Prosesi Bedol Pusaka berlangsung dengan khidmat. Satu peleton Brigada yang merupakan prajurit pengawal kraton. Para prajurit itu dipimpin seorang Senopati.
Sebelum berangkat, Bupati Ponorogo mengalungkan untaian bunga melati kepada para Brigada. Hal itu bagian dari doa restu dari Bupati agar prosesi Bedol Pusaka berjalan lancar.
Baca Juga: Lestarikan Budaya, Tridi21 Studio Garap Film Web Series Legenda Ponorogo "Golan Mirah"
"Para Brigada ini adalah orang-orang yang tulus dan ikhlas. Mereka berjalan kaki sejauh 11 kilometer untuk mengarak pusaka menuju pendopo lama," ujar Ipong.
Bupati Ponorogo yang dikenal 'gila budaya' ini mengungkapkan, prosesi Bedol Pusaka adalah rangkaian dari acara Grebeg Suro dalam menyambut 1 Suro yang merupakan awal tahun baru Islam.
Ipong berharap tradisi Grebeg Suro ini tidak hanya bagian dari merawat tradisi dan menjaga entitas serta kebudayaan Kabupaten Ponorogo. Tetapi juga menjadi obyek wisata dan hiburan bagi warga Ponorogo. Ratusan ribu orang tumplek blek. Baik mereka yang tinggal di Kabupaten Ponorogo, maupun yang tinggal di perantauan.
Baca Juga: Kembangkan Kualitas Pembarong, Yayasan Reyog Ponorogo Gelar Pendidikan dan Pelatihan
"Saya dapat laporan dari Kadishub kalau penumpang yang turun di terminal pekan ini bertambah 4 kali lipat dari hari biasa. Laporan dari Kepala Dinas Pariwisata, hunian hotel juga penuh pada pekan ini. Fakta ini membuktikan tradisi Grebek Suro sudah menjadi magnet bagi wisatawan. Ini trend yang baik untuk meningkatkan PAD dan perekonomian warga," pungkas Bupati asli Ponorogo ini. (mdr/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News