NGAWI, BANGSAONLINE.com - Melemahnya mata uang rupiah terhadap US dollar cukup berdampak pada dunia pertanian di Ngawi. Pada beberapa waktu terakhir, petani dapat bernafas lega sewaktu musim panen padi.
Awal musim panen ketiga tahun ini di wilayah Ngawi, Jawa Timur, harga gabah terus melambung terhitung sepekan terakhir. Mulai dari Rp 4.700 ribu per kg gabah, kini tembus Rp 5.000 ribu per kg. Hal tersebut mengindikasikan harga gabah berpengaruh langsung terhadap nilai tukar rupiah. Di satu sisi petani dibuat lega dan melonggarkan ikat pinggang.
Baca Juga: Jelang Nataru, Polsek Sine Monitoring Harga dan Ketersediaan Komoditi Sembako
“Musim panen ini harga gabah cukup lumayan tinggi dan sepertinya semakin hari semakin naik,” ujar Supriyono, Senin (15/10).
Memang tidak semua di wilayah Ngawi mengalami musim panen padi. Dari pertengahan bulan September hingga saat ini, di beberapa bagian wilayah Ngawi memang sedang musim panen padi. Dan itu pun diikuti dengan naiknya harga gabah setiap hari. Hal tersebut juga dipengaruhi dengan kualitas gabah yang bagus dari hasil panen petani.
"Kita membeli gabah dengan harga tinggi karena mutu memang baik, dan permintaan memang tinggi," terang Kamto, penebas gabah saat ditemui BANGSAONLINE.com, Senin (15/10). (nal/rev)
Baca Juga: Dampak Kenaikan Harga BBM, Kebutuhan Pokok dan Tarif Transportasi di Ngawi Ikut Naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News