JENEWA (bangsaonline) - Wabah Ebola menewaskan 2.461 jiwa atau sekitar setengah dari yang terkena virus itu.
Lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp10 triliun dibutuhkan untuk melawan wabah Ebola di kawasan Afrika Barat, yang jumlah penderitanya meningkat sampai 10 kali lipat dalam waktu satu bulan belakangan.
Baca Juga: Mahasiswi FKG Unair dari Madiun Sampaikan Pentingnya Memahami Ebola
Koordinator PBB untuk Ebola, David Nabarro, mengungkapkan hal tersebut di tengah-tengah pernyataan Badan Organisasi Kesehtan Dunia, WHO, yang menggambarkan krisis itu tidak ada bandingannya di zaman modern.
Sepanjang tahun ini, Ebola sudah menewaskan 2.461 orang atau sekitar setengah dari yang terkena virus tersebut. WHO menambahkan korban jiwa bisa saja akan mencapai puluhan ribu.
Dunia internasional mendapat kecaman karena dianggap terlalu lamban dalam menangani wabah.
Baca Juga: Corona Belum Berakhir, Wabah Ebola Kini Mengacam
Wabah ini berawal dari Gini sebelum menyebar ke negara tetangga Siera Lione dan Liberia. Nigeria dan Senegal juga mencatat adanya beberapa kasus namun tampaknya bisa mengendalikannya.
"Kami meminta sekitar US$100 juta sebulan lalu dan sekarang US$1 miliar, jadi sudah meningkat 10 kali lipat dalam satu bulan," tutur Nabarro di Jenewa.
David Nabarro menegaskan permintaan dana meningkat 10 kali lipat dari bulan sebelumnya.
Baca Juga: Gawat! Vaksin Ebola Paling Cepat Tahun 2015
Sementara yayasan kesehatan, Medecins Sans Frontier, MSF, menyerukan pengiriman pasukan militer untuk mencegah penyebaran Ebola yang lebih meluas.
Yayasan asal Prancis itu mengatakan mereka kewalahan menghadapi pasien Ebola dan di Klik negara yang paling menderita, Liberia, para pasien berdatangan ke rumah sakit untuk mencegah penyebaran di rumah mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News