MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi menjadi Inspektur Upacara (Irup) Peringatan Hari Santri Nasional, di halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Senin (22/10) pagi.
“Bersama Santri Damailah Negeri” menjadi tema Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-3 Tahun 2018, yang juga diperingati Pemerintah Kabupaten Mojokerto ini.
Baca Juga: Sarasehan HUT ke-76, Pataka Kodam V Brawijaya Dijamas 7 Sumber Mata Air Kerjaan Majapahit
Wabup dalam sambutannya mengatakan, momentum HSN perlu ditransformasikan menjadi gerakan penguatan paham kebangsaan yang bersintesis dengan keagamaan. Selain itu, tujuan HSN adalah bahwasannya setiap santri, setiap anak bangsa, supaya ikut serta dalam usaha-usaha bela negara.
Bertanggung jawab menjaga NKRI, Pancasila, dan UUD 1945. Para santri juga diharapkan mampu mengisi kemerdekaan Indonesia dengan berbagai kegiatan bermanfaat. Spirit “nasionalisme sebagian dari iman” juga perlu terus digelorakan.
“Santri harus siap mengemban amanat yang berat, namun mulia yaitu amanah agama dan tanah air. Momentum HSN perlu ditransformasikan menjadi gerakan penguatan paham kebangsaan yang bersintesis dengan keagamaan,” kata Wabup.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Berangkatkan 6.596 Peserta Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya
Untuk diketahui, Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo menerbitkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tanggal 22 Oktober 2015 tentang Hari Santri. Keputusan yang bertepatan dengan tanggal 9 Muharram 1437 Hijriyah tersebut, merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
Pemerintah memberikan apresiasi bagi perjuangan kaum santri yang secara nyata memberikan andil besar bagi terbentuk dan terjaganya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, peringatan Hari Santri dimaknai sebagai upaya memperkokoh segenap umat beragama agar saling berkontribusi mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermartabat, berkemajuan, berkesejahteraan, berkemakmuran, dan berkeadilan.
“Santri sejati adalah mereka yang berjuang dengan maksimal dalam hal kebaikan dan jadi perekat bangsa. Sejarah mencatat, ulama, santri, dan seluruh elemen masyarakat, telah mempertaruhkan hidup dalam kemerdekaan Indonesia. Para santri dengan caranya masing-masing bergabung melawan penjajah. Mari jadikan HSN untuk meneguhkan kembali kesetiaan mengawal Pancasila, NKRI dan UUD 1945,” tandasnya. (yep/ian)
Baca Juga: Khofifah dan Gus Barra Bagikan Nasi Bungkus kepada Korban Banjir di Mojokerto
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News