LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Bupati Fadeli menegaskan agar setiap desa di Lamongan harus melakukan inovasi guna mengatasi berbagai persoalan dan tantangan serta berprestasi. Hal ini disampaikan Fadeli usai membuka Bursa Inovasi Desa yang digelar di Kecamatan Karanggeneng, Rabu (24/10).
Pantauan BANGSAONLINE.com, salah satu inovasi desa yang ditampilkan yakni Kopi Mangrove yang diproduki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tunggul Kecamatan Paciran. Kopi yang sudah diproduksi sejak setahun lalu ini sudah secara rutin dipasarkan ke Semarang, Malang, dan Surabaya. Setiap bulannya, BUMDes Tunggul mengirimkan 10 kilogram Kopi Mangrove ke Semarang, dan 5 kilogram ke Malang dan Surabaya.
Baca Juga: Kepala DPMD Lamongan Sebut Keberadaan BUMDes Harus Libatkan Tokoh dan Masyarakat
Dijelaskan pengurus BUMDes Tungul Aziz Fanani, dalam setiap kemasan Kopi Mangrovenya di-mix dengan bubuk kopi jenis Exelsa. Sehingga, menarik minat sejumlah café di Semarang, Malang, dan Surabaya.
"Setiap kemasan 150 gr Kopi Mangrove kami jual dengan harga Rp 85 ribu. Kami juga memiliki café sendiri di Desa Tunggul," ujarnya.
Baca Juga: Pimpin Apel Peringatan HSN 2024, Plh Bupati Lamongan Ajak Santri Warisi Nilai-Nilai Luhur
Kopi Mangrove hanya salah satu upaya BUMDes Tunggul mendayagunakan sumber daya yang ada di pesisir pantura. BUMDes Tunggul yang saat ini mengelola aset senilai Rp 1,2 miliar ini juga memiliki bidang usaha lain.
Seperti usaha pengeringan menggunakan mesin vacuum fryer, sehingga nelayan tidak lagi mengeringkan hasil lautnya dengan dijemur. Kemudian usaha air minum dan pengolahan air laut menjadi air tawar.
"Kami nanti juga berencana membuat wisata dermaga warna di Desa Tunggul. Di dermaga ini nantinya akan kami siapkan sejumlah spot untuk swafoto di tengah laut," katanya.
Baca Juga: Ultraman Turun Tangan Bantu Warga Terdampak Kekeringan di Lamongan
Mereka pada 10 November mendatang juga akan menggelar mural competition. Ajang ini untuk mewadahi kreativitas pemuda pesisir agar tidak terjerumus pada hal negatif.
Lain lagi dengan Desa Sukodadi di Kecamatan Sukodadi. Mereka menggunakan anggaran dana desa untuk membangun tandon irigasi beserta sumur bornya. Sebelum ada tandon irigasi ini, warga Desa Sukodadi yang 40 persennya petani tidak bisa produktif saat kemarau.
Saat ini tandor air tersebut dimanfaatkan petani setempat untuk menanam kangkung, kacang panjang, semangka, dan terong. Tandon ini mampu mengairi hingga 10 hektare lahan pertanian.(qom/rev)
Baca Juga: 80 KK di Lamongan Terima Bantuan Program RTLH
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News