HERAT, BANGSAONLINE.com – Dampak kekeringan berkepanjangan di Afganistan, menjadikan kehidupan di sana sangat sulit. Bahkan tak jarang, ibu terpaksa menjual anak perempuannya untuk ‘dimakan’ para orang tua dengan imbalan uang, agar uangnya bisa digunakan untuk makan.
Mamareen adalah seorang ibu yang dilaporkan menjual putrinya, Akila (6), demi bisa memberikan makan untuk anak-anak lainnya. Memang, beberapa keluarga yang kelaparan di Afghanistan telah terpaksa menjual anak-anak mereka sendiri dalam upaya untuk bertahan hidup dari kekeringan berkepanjangan.
Baca Juga: Destinasi Wisata Terpopuler di Jepang: Panduan Lengkap untuk Liburan Anda
Di dalam sebuah kamp pengungsian di dekat Kota Herat, beberapa orang tua mengatakan kepada wartawan bahwa mereka terpaksa menjual anak-anak gadis mereka. Bahkan, beberapa di antaranya masih berusia 4 tahun.
Seorang ibu yang didokumentasikan CNN menjelaskan bahwa putrinya, Akila, sekarang dimiliki oleh seorang lelaki yang lebih tua di sebuah tenda di dekatnya. "Saya meninggalkan desa saya dengan ketiga anak saya karena kekeringan yang parah," katanya kepada CNN.
"Untuk menghindari kelaparan di antara anak-anak saya, saya menjual anak saya kepada seorang pria seharga sekitar 3.000 dollar, tetapi sejauh ini baru diberi 70 dollar. Saya tidak memiliki uang, tidak ada makanan dan tidak ada pencari nafkah karena suami saya terbunuh dalam perang."
Baca Juga: Mengapa Jupiter Punya Cincin, Sedangkan Bumi Tidak? Ini Penjelasannya
Akila, yang duduk di sebelah ibunya selama wawancara, tidak tahu nasibnya. Ibunya, Mamareen, mengatakan anak itu tidak tahu dia telah dijual. Orang yang membeli Akila, Najmuddin, dilaporkan tidak bersedia diwawancara CNN.
Najmuddin mengatakan, keluarga gadis itu tidak punya makanan, dan dia bersedia membeli Akila untuk dikawinkan dengan putranya yang berumur 10 tahun, Sher Agha. Najmuddin mengatakan tidak masalah kalau Akila masih sangat muda. "Hal-hal ini terjadi di sini. Bahkan seorang lelaki tua menikahi seorang gadis muda. Itu terjadi," katanya.
Lebih dari 275.000 orang mengungsi ke kamp-kamp penampungan karena musim kering yang mengakibatkan kurangnya makanan di wilayah ini.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Najmuddin mengatakan hasil panen gandum dan melon miliknya gagal dan semua domba, sapi, dan kambingnya mati karena tidak ada yang memberi mereka makan. Dan dia bukan satu-satunya orang di kamp yang mengaku membeli dan menjual anak-anak untuk bertahan.
Orang lain yang tak disebut, mengatakan kepada CNN bahwa ia telah menjual putrinya, yang baru berusia empat tahun, untuk melunasi utang.
Kekeringan sangat buruk terjadi di 20 provinsi di Afganistan, sehingga PBB telah mengungsikan lebih banyak orang, daripada perang yang sedang berlangsung antara Taliban dan pemerintah. Sebanyak 2 juta penduduk terancam kelaparan.
Baca Juga: Viral, Surat Suara di Taiwan Sudah Dicoblos Paslon Nomor Urut 3, KPU: Hoaks
Baca Juga: Dampak Tak Pernah Ganti Celana Dalam
Pembeli Akila
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News