PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Penderita masalah gizi kronis yang disebabkan asupan gizi yang kurang dalam waktu lama (stunting) di tiga (3) kecamatan dari tiga belas (13) kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan pada tahun 2018 masih mencapai ribuan.
Hal tersebut diungkapkan Kasi Kesehatan dan Gizi, Bambang Budianto, bahwa ribuan anak stunting tersebut tersebar di 10 Desa yang ada di 3 Kecamatan dari 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan.
Baca Juga: Musrenbang Kota Kediri 2025, Stunting di Kecamatan Kota Turun 1,81 Persen
"Tahun lalu saja, sudah mencapai 1.341, kalau tahun ini belum kami ketahui datanya," ujar Bambang, Jumat (12/4).
Dari data yang dimiliki Dinkes Pamekasan tahun 2018, anak penderita stunting terbanyak ada di Kecamatan Palengaan.
"Di antaranya tersebar di lima (5) desa di Palengaan, yakni Desa Angsanah, Desa Banyupele, Rek-kerek, Panaan, dan Potoan Daya. Sedangkan di Kecamatan Pademawu ada dua (2) desa, yakni Desa Jarin dan Durbuk. Untuk Kecamatan Proppo ada tiga (3) desa, yaitu Desa Candi Burung, Desa Campor. dan Desa Pangbadok," ungkap Bambang.
Baca Juga: Penderita HIV/AIDS di Pamekasan Terus Meningkat, ini Langkah Dinkes
Bambang menambahkan kelahiran stunting pada anak yang disebabkan oleh minimnya asupan gizi pada anak mulai dari dalam kandungan. Ibu hamil yang kekurangan gizi juga berpengaruh pada kondisi anak.
"Stunting adalah kekurangan gizi dalam waktu lama, Itu salah satu penyebabnya," jelasnya.
Menurutnya, kondisi kelahiran stunting tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan anak, melainkan juga akan berdampak pada kualitas IQ anak. Kondisi tersebut yang akan mempengaruhi cara berpikir anak yang cenderung tidak selaras dengan pertumbuhannya.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Pamekasan Minta Dinkes dan Puskesmas Aktif Turun ke Masyarakat Cegah DBD
“Akibatnya daya pikir anak akan lambat juga bisa mengalami gangguan," tambahnya.
Untuk itu, pihaknya menyarankan agar masyarakat bisa memberikan asupan gizi yang cukup, dan makanan sehat kepada anak. Selain itu ia menekankan adanya pola hidup sehat sejak menikah, lebih-lebih ketika anak masih berada dalam kandungan.
"Sebaiknya para ibu rajin memeriksa kandunganya dan biasakan hidup sehat," pungkas Bambang. (err/ian)
Baca Juga: Panas! Saling Sindir soal Stunting hingga 'Kerpek' Catatan Warnai Debat Terakhir Pilbup Jombang 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News