TUBAN, BANGSAONLINE.com - Tim pemantau pemilu 2019 bentukan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jawa Timur menemukan banyak kendala di lapangan pada pesta demokrasi 5 tahunan kali ini.
Kendala tersebut dirilis oleh GMNI Jatim setelah menerjunkan lebih dari 21 ribu relawan pemantau pada pemungutan suara Pemilu 2019 yang dilaksanakan hari ini.
Baca Juga: Meninggal saat Bertugas, Anggota KPPS Tuban Terima Santunan Senilai Rp46 Juta
Sebagaimana disampaikan Koordinator Divisi Pemantau GMNI Jatim, M. Ageng Dendy Setiawan, kendala tersebut di antaranya terdapat beberapa TPS yang kekurangan surat suara. Selain itu, juga ada kotak suara yang rusak dan kunci kotak suara yang tertukar dengan TPS lain.
"Dari permasalahan itu, sehingga menghambat proses pemungutan dan penghitungan yang berjalan," ujar Dendy saat merilis hasil temuan tim pemantau di Sekretariat GMNI Kabupaten Tuban, Kelurahan Kebonsari, Rabu (17/4)
Selain kendala tersebut, lanjut ia, juga terdapat beberapa dugaan pelanggaran lain. Yakni, ada petugas KPPS yang mencoba mengarahkan pemilih untuk mencoblos salah satu peserta pemilu.
Baca Juga: Meninggal, Anggota Linmas di Tuban Dapat Santunan Rp46 Juta
"Permasalahan tersebut lah yang menjadi kendala dalam pesta denokrasi tahun ini," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Lembaga Pemantau GMNI Jawa Timur, Nabrisi Rohid menjelaskan, hasil laporan cepat yang dilakukan oleh relawan hampir setiap kabupaten/kota di Jawa Timur terdapat kendala yang mengganggu proses pemungutan dan penghitungan surat suara. Namun, sampai saat ini hanya di daerah Sampang yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan di Blitar hanya luka di bagian dagu.
"Saat ini kami dengan para relawan GMNI masih terus melakukan pemantauan pada proses penghitungan surat suara," bebernya. (gun/rev)
Baca Juga: GP Ansor Tuban Apresiasi Pemilu 2024 Berjalan Lancar dan Damai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News