SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Semarak peringatan Dies Natalis Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya ke-48 tahun diwarnai berbagai kegiatan, di antaranya jalan sehat dan bazar yang menjadi kegiatan paling dinanti oleh seluruh civitas akademika dan warga sekitar, Minggu (21/4). Tidak hanya itu, juga ada festival kopi.
Jalan sehat yang diikuti sekitar seribu peserta ini diberangkatkan oleh Rektor Unipa Surabaya Drs Djoko Adi Walujo S.T., M.M., DBA yang didampingi para Pendiri Unipa Surabaya. Menurutnya, melalui kegiatan ini Unipa ingin menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat di sekitarnya.
Baca Juga: UHT Surabaya Wisuda Pertama Program Diploma 4 dan Strata 3
“Unipa tidak boleh menjadi universitas yang steril terhadap masyarakat, tetapi harus menjadi bagian integritas atau integral dari masyarakat,” ujar kolektor aksesoris Pramuka ini di hadapan para awak media.
Ada berbagai macam hadiah yang disiapkan panitia untuk memeriahkan acara ini, yakni kulkas, rice cooker, blender, televisi, laptop, handphone, sepeda gunung, sembako, dan sepeda motor sebagai hadiah utama.
"Selama ini, berbagai hal yang kita ronce adalah bagaimana membentuk kepercayaan di masyarakat bahwa Unipa sebagai kampus yang memiliki kepedulian terhadap apa pun," tambah Djoko.
Baca Juga: 2.211 Calon Mahasiswa ITS Lolos Jalur SNBT 2024, Masih Tersedia Seleksi Mandiri Kemitraan dan Umum
"Termasuk hari ini, kami mengadakan festival kopi di Unipa yang diikuti beberapa industri kopi, seperti Kedai Nusa, Emong Coffee, Kopi Simbah, Sunrise Coffee, Asosiasi Kopi Wonosalam, Kelompok Tani Sumber Makmur Abadi, dll. Jadi, festival ini sebagai salah satu bentuk kepedulian Unipa terhadap hasil pertanian. Tidak hanya kopi saja, ke depan semua produk pertanian akan diangkat di festival ini dengan harapan bisa mengangkat kopi khususnya di mata dunia," terangnya.
“Menariknya, dalam statistik dunia, kopi Indonesia berada di urutan keempat dan saat ini kopi mempunyai nilai tren tersendiri,” terangnya. Dia mengungkapkan, agar kopi mempunyai nilai dalam perekonomiannya, maka biji kopi harus diolah sedemikian rupa menjadi produk yang yang memiliki nilai tambah sehingga akan memberikan kontribusi kepada para petani.
Djoko mengatakan, untuk menjadi universitas yang profesional, mau tidak mau harus menerima penilaian masyarakat, apakah Unipa perguruan tinggi yang eksis dan mampu menatap masa depan? "Kami selalu berupaya menata diri dan mengikuti era yang sedang berlangsung agar tidak tertinggal dengan yang lain," pungkasnya. (dev/rev)
Baca Juga: Pembinaan dan Pengelolaan Potensi Maritim di Wilayah Pesisir pada Masyarakat Nelayan Gisik Cemandi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News