SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Jangan sampai Pancasila yang telah menyatukan bangsa Indonesia "terkoyak-koyak". Kalau sampai negara "terkoyak-koyak" maka negara akan bubar, karena Pancasila lah yang telah menyatukan kita sebagai Bangsa Indonesia.
Hal ini disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir usai peringatan Hari Kelahiran Pancasila di Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya, Sabtu (1/6).
Baca Juga: UHT Surabaya Wisuda Pertama Program Diploma 4 dan Strata 3
Menurut Menristekdikti, sebenarnya peran Pancasila tidak perlu dipertanyakan lagi, karena sudah berhasil menyatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari ratusan suku bangsa, budaya dan juga bahasa.
Para pendiri negara, kata dia, tepat memilih Pancasila yang merupakan lima sila dalam kehidupan berbangsa tersebut sebagai alat untuk mempersatukan bangsa.
"Maka, Presiden Jokowi menetapkan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni. Kita sebagai anak bangsa harus menjaga Pancasila, agar harmonisasi terus terjalin. Meskipun berbeda agama, suku bangsa, tapi tetap hidup berdampingan seperti halnya Indonesia," jelas Menristekdikti.
Baca Juga: 2.211 Calon Mahasiswa ITS Lolos Jalur SNBT 2024, Masih Tersedia Seleksi Mandiri Kemitraan dan Umum
Sementara Rektor Universitas Adi Buana Surabaya, Drs. H. Djoko Adi Walujo S.T., M.M., DBA, mengimbau kepada rekan-rekan dosen untuk menerapkan pancasila di lingkungan kampus, untuk memberikan contoh kepada mahasiswanya.
"Seorang dosen harus memberi keteladanan kepada mahasiswa. Utu adalah salah satu resep yang paling mujarab untuk ditiru mahasiswanya. Kalau perilaku dosennya kurang baik, maka tidak akan bisa menerapkan pancasila di universitas," ungkapnya.
Menristekdikti dan sejumlah pejabat tinggi melaksanakan upacara di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, yang merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang cukup besar di Jawa Timur.
Baca Juga: Pembinaan dan Pengelolaan Potensi Maritim di Wilayah Pesisir pada Masyarakat Nelayan Gisik Cemandi
Peringatan Hari Lahir Pancasila di kampus itu dihadiri 3.000 peserta yang merupakan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. (dev/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News