Masyarakat Pantura Lamongan Arak Gundukan Ketupat, Terinspirasi Kesaktian Raden Nur Rahmat

Masyarakat Pantura Lamongan Arak Gundukan Ketupat, Terinspirasi Kesaktian Raden Nur Rahmat Sejumlah warga saat memikul gundukan ketupat.

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Satu lagi tradisi unik saat hari raya kupatan di Kabupaten Lamongan, adalah memikul dan mengarak gundukan kupat yang disusun menyerupai menara masjid. Tradisi yang baru digaungkan selama 4 tahun belakangan ini, adalah bentuk Raden Nur Rahmat atau yang biasa disapa Sendang Duwur dalam menyebarkan agama Islam di wilayah pesisir pantai utara laut Jawa.

Konon dahulunya, Raden Nur Rahmat diberikan dua buah masjid oleh Mbok Rondo Mantingan. Masjid itu bisa menjadi milik Raden Nur Rahmat asalkan ia bisa memindahkan masjid tersebut dalam hitungan satu hari. "Jadi di titik ini Tanjung kodok ini dahulunya ada dua masjid dan diangkut oleh Raden Nur Rahmat ke atas atau di Sendang Duwur," kata Camat Paciran Fadeli Purwanto, Kamis (13/6)

Baca Juga: Semarak Karnaval di Lamongan, Unjuk Gigi Keragaman Budaya dari Kota Soto

Alhasil, Raden Nur Rahmat yang mempunyai kelebihan pun bisa memenangkan sayembara tersebut. Masjid-masjid yang diberikan oleh Mbok Rondo Mantingan berhasil ia angkut ke atas. Anehnya, masjid tersebut dibawa naik ke atas oleh beberapa ekor katak. "Konon dahulunya kawanan katak-katak itulah yang membawa masjid itu naik ke gunung atau di sendang duwur, yang berada di atas sana," katanya.

Sebelumnya masyarakat Paciran dan sekitarnya dalam merayakan hari raya kupatan ini secara sendiri-sendiri, dengan mengelar selamatan di rumah mereka masing-masing. Namun karena banyaknya faktor, menyebabkan budaya ini terkikis oleh digitalisasi zaman. Hingga akhirnya muncul sebuah ide, agar budaya ini terus dilestarikan dengan cara dibuat sebuah festival.

"Kegiatan ini baru empat tahun berjalan. Dan sebelumnya masyarakat Paciran tidak mengadakan acara seperti ini," katanya.

Baca Juga: Wujud Syukur Rezeki Melimpah, Nelayan Brondong Lamongan Gelar Tradisi Petik Laut

Pelestarian budaya yang terus dijalankan setiap tahunnya ini, juga merupakan upaya pemerintah kecamatan Paciran dalam mempromosikan wisata bahari di pesisir pantai utara laut Jawa tersebut. Saat ini sudah terdapat beberapa obyek wisata, baik buatan maupun alam yang sudah mulai menjamur di Paciran.

"Intinya dengan melestarikan budaya tersebut akan mampu menarik wisatawan," ungkapnya.

Sejumlah kesenian, di antaranya jaranan, tongklek dan lainnya juga turut memeriakan acara gebyar ketupat itu. Diperkirakan ada seribu masyarakat dari luar Lamongan yang turut menyaksikan acara tersebut. Gundukan kupat yang menyerupai menara masjid itu di arak dari terminal Paciran menuju Tanjung kodok yang berada di sisi barat Wisata Bahari Lamongan (WBL). (qom/rev) 

Baca Juga: Resmikan Sendakala, Bupati Yuhronur Ajak Masyarakat Lestarikan Kesenian dan Kebudayaan Lamongan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO