GRESIK, BANGSAONLINE.com - Harga cabai yang terus turun membuat petani di Kabupaten Gresik kelimpungan. Terlebih, ketika musim panen raya cabai seperti saat ini. Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat ini harga cabai rawit di tingkat petani hanya Rp 10.000 per kilogram. Bahkan, sebelumnya, cabai dibeli oleh tengkulak hanya Rp 7.000 per kilogram.
Anjloknya harga cabai ini dibenarkan oleh Adlan, salah satu petani di Desa Ketapanglor Kecamatan Ujungpangkah. Namun, ia mengatakan harga ini lebih baik daripada harga cabai tahun lalu saat panen raya.
Baca Juga: PT Smelting Raih Penghargaan Pembina Kemitraan Terbaik Bidang Penanaman Modal dari Pemkab Gresik
"Kalau awal panen dulu harganya masih bagus sekitar 15 ribu, namun ketika banyak stok hanya dihargai 7 ribu. Saat ini lumayan cabai dihargai Rp 10 ribu per kilogram," tuturnya, Senin (17/6).
Menurut Adlan, kondisi ini menyulitkan petani, karena biaya perawatan tanaman cabai juga tak murah. "Kejadian ini siklus setiap kali panen raya. Harga selalu anjlok," keluhnya.
Hal serupa diungkapkan Muhammad Zafin, petani cabai lain. Ia membeberkan, pada panen kali ini petani cabai tidak mendapatkan untung. Apalagi baru-baru ini terdapat penyakit yang membuat cabai cepat membusuk.
Baca Juga: Lepas Ekspor 36,28 Ton Copper Foil PT Hailiang ke China, ini Harapan Bupati Gresik
"Jangankan untung, kembali modal aja tidak. Semoga pemerintah bisa memikirkan nasib petani cabai," harapnya.
Data di Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskop, UKM, dan Perindag) Gresik menyebutkan, harga cabai di pasar Gresik saat ini memang turun. Yakni, untuk cabai rawit dari Rp 16.429 per kilogram menjadi 15.571 per kilogram. Sedangkan cabai besar dari Rp 37 ribu menjadi Rp 34 ribu atau turun Rp 2 ribu.
"Memang harga cabai rata-rata turun, khusunya cabai rawit," ungkap Kepala Diskop UKM dan Perindag Agus Budiono.
Baca Juga: Bupati Gresik Lepas Ekspor Produk UMKM Songkok ke Brunei Darussalam
Agus menyampaikan, anjloknya harga cabai disebabkan karena banyaknya stok, namun permintaan di pasar terbatas. Menurut ia, solusi yang bisa dilakukan saat ini adalah petani harus menjual cabainya sendiri langsung ke pasar, alias tanpa melalui tengkulak.
"Kalau harga di tingkat petani sudah tinggi, maka harga di pasar juga ikut naik," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News