NGAWI, BANGSAONLINE.com - Pasangan suami istri (Pasutri) Guntoro Istikomah warga desa Tawun, Kecamatan Kasreman Ngawi melahirkan seorang putri yang ternyata mengidap congenital rubella syndrome (CRS) atau yang dikenal rubela. Pasutri asal desa Tawun tersebut tidak menyangka buah hatinya yang bernama Dilfia Aiza Arois ternyata mengidap rubela.
Dilfia lantas mendapat kunjungan dari Dinas Kesehatan Ngawi bersama Sri Eko Rustiyanti sekaligus istri Bupati Ngawi. Rombongan mendatangi rumah sederhana tempat tinggal Dilfia Aiza Arois. Kehadiran mereka dalam rangka mendampingi bu Antik sapaan istri orang nomor satu di Ngawi untuk memberi bantuan. Rombongan disambut Guntoro bersama Istikomah yang menggendong putri bungsunya.
Baca Juga: Masuk Musim Hujan, BPBD Ngawi Bersama Forkopimda Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
"Saya sudah pindah-pindah rumah sakit semenjak lahir secara premature, kemudian divonis jantung bocor, lalu pupil matanya yang memutih dinyatakan katarak yang akhirnya baru ketahuan ternyata terkena rubela," jelas Istikomah di depan Bu Antik dan rombongan.
Pasutri tersebut dengan beralaskan tikar di dalam rumah sederhana menceritakan bagaimana proses anak bungsunya yang lahir tidak seperti kedua kakaknya. Dan akhirnya Dilfia satu bulan sekali harus berobat ke RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Dan yang lebih mengenaskan, cerita dari Pasutri tersebut, bagaimana perjuangannya agar buah hatinya tersebut dapat bercanda sebagaimana layaknya. Hingga Guntoro sempat keluar dari dari tempatnya bekerja sebagai karyawan demi untuk mendapatkan pesangon untuk mendapatkan alat bantu dengar buah hatinya. Kedua orang tua Dilfia tersebut berjuang keras demi kesembuhan putri bungsunya.
Baca Juga: Polres Ngawi Ringkus 2 Pengguna Sabu
Akhirnya pasutri tersebut dapat bernafas lega setelah dikunjungi rombongan Dinas Kesehatan Ngawi bersama Sri Eko Rustiyanti yang menyerahkan bantuan berupa uang sejumlah Rp 38.500.000.
Bantuan yang diserahkan langsung oleh Bu Antik tersebut rencananya akan dipergunakan berobat dan kesembuhan Dilfia.
"Yang pertama saya akan beli alat bantu dengar, biar cepat bisa berbicara," terang Guntoro pada BANGSAONLINE.com.
Baca Juga: Alami Kekeringan, Dandim Ngawi bersama Stakeholder Lakukan Pengecekan Sumber Air
Usai menyerahkan bantuan, Kabid dari Dinas Kesehatan Ngawi menggendong Dilfia yang memakai kacamata bergagang ungu. Kacamata tersebut bukanlah aksesoris, melainkan salah satu alat yang dibutuhkan penderita yang merupakan lensa dengan ukuran +18.
"Pengidap penyakit rubela penglihatannya memang jauh dari normal dan indera pendengarannya juga tidak sempurna," urai Kabid P2P Dinkes Ngawi Endah Pratiwi.
Dengan diserahkannya bantuan tersebut, diharapkan dapat menambah semangat untuk kedua orang tua Dilfia demi kesembuhannya.
Baca Juga: Polres Ngawi Amankan Dua Pengguna Narkoba di Street Food Imam Bonjol
Dalam kesempatan itu, Bu Antik juga mengapresiasi ketabahan kedua orang tua Dilfia yang berjuang dan berlapang dada demi mengembalikan senyum sibuah hatinya.
"Orang tua punya kemauan dan tidak malu. Ini bisa menjadi contoh bagi yang lain," ujar Antik.
Istri Bupati Ngawi menaruh harapan besar untuk kesehatan Dilfia. Selain itu juga berpesan agar kelak lingkungan sekitar tidak memperlakukannya seperti anak kecil yang lain. "Bagaimanapun juga kondisi psikis punya andil besar dalam proses penyembuhannya," pungkasnya. (nal/ns)
Baca Juga: Jelang Musim Kemarau, Satgas TMMD Ngawi Persiapkan Tandon Air Bersih
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News