Ngaku Cacat, Karier Politiknya Selesai, Ahok: ...Di Gereja Semua Lihatin Saya Kayak Orang Sesat

Ngaku Cacat, Karier Politiknya Selesai, Ahok: ...Di Gereja Semua Lihatin Saya Kayak Orang Sesat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). foto: Warta Ekonomi

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab dipanggil akhirnya mengakui bahwa karir politiknya sudah habis. Karena mayoritas orang beragama sudah mencap dirinya sebagai penista agama.

Menurut dia, beberapa warga kelas menengah, terutama ibu-ibu, juga marah lantaran dia bercerai dengan Veronica Tan dan menikah lagi dengan Puput Nastiti Devi. "Jadi, ya sudah sebetulnya sudah selesai (karier politik saya). Saya kalau di gereja semua lihatin saya kayak orang sesat," ujar saat menyampaikan pidato pada acara Roosseno Award IX-2019 di Roosseno Plaza, Jakarta Selatan, Senin siang (22/7/2019), seperti dikutip Tempo.

Baca Juga: Yakini Kebenaran Islam, Dua Pemuda Resmi Mualaf dengan Bersyahadat di Masjid Al-Akbar Surabaya

Pernikahan kedua berlangsung pada 25 Januari 2019, sehari setelah bebas dari penjara. Ia menikah lagi dengan Puput Nastiti Devi yang beragama Islam, namun istri barunya itu kemudian masuk Katolik.

Bahkan seusai acara sempat mengatakan bahwa tak mungkin jadi menteri. "Saya tidak mungkin jadi menteri, saya kan sudah cacat di Republik ini. Bukan pesimis, tapi saya memberi tahu fakta dan kenyataan," kata usai acara tersebut seperti dikutip Kontan.co.id. 

Ketika mengawali pidato, mengaku masih memiliki beban yakni membantu orang miskin. Tapi mengaku sudah tak bisa lagi melanjutkan karier politiknya sebagai seorang pejabat. "Saya, sudah selesai karier politik saya sebetulnya. Orang mayoritas beragama sudah mencap saya menista," kata yang menghadiri Roosseno Award IX-2019 didampingi istrinya, Puput Nastiti Devi.

Baca Juga: Dituntut 2,6 Tahun, Begini Pledoi Samsudin Blitar Dalam Sidang Pembelaan

Ia memang baru keluar dari penjara. Ia dihukum 2 tahun penjara karena dinilai terbukti penistaan agama setelah dia menyitir Surat Al-Maidah Ayat 51 di Kepulauan Seribu pada 2016.

mengatakan ada pihak yang menggunakan isi surat Alquran agar masyarakat tidak memilih dirinya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Dia pun dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan harus mendekam di penjara Mako Brimob selama 2 tahun.

mengaku tetap ingin membantu rakyat dengan caranya sendiri. Ia mengatakan ingin menjadi pembawa acara di stasiun televisi. "Host saya jangan ditahan-tahan lagi, jadi host, ya ngelawak lah, saya nyanyi agak lumayan, lah," kata . Ia memang sempat dikabarkan akan mengisi acara Talk Show Metro TV dengan judul BTP Menjawab. 

Baca Juga: Politikus PDI Perjuangan Ungkap Alasan Ahok Layak Maju di Pilgub Sumut 2024

Sebelumnya, pakar tata Negara Prof Dr Mahfud MD juga menyatakan bahwa sudah tak bisa lagi menjadi capres, cawapres dan menteri. “Tidak bisa (mencalonkan) kalau untuk presiden dan wakil presiden, karena dia () dihukum dua tahun, dalam satu tindak pidana yang diancam dengan lima tahun atau lebih, itu sudah pasti tidak bisa. Jadi menteri juga tidak bisa,” kata Mahfud MD dalam tayangan Aiman Kompas TV yang dipublikasikan Youtube, 2018, silam.

Namun Mahfud menambahkan, Mahkamah Konstitusi (MK) memiliki vonis tertentu untuk pemilihan kepala daerah (pilkada). Vonis MK dahulu menyatakan bahwa orang yang sudah keluar dari tahanan bisa mencalonkan diri. Kini keputusan MK tersebut telah tertuang dalam UU Pilkada yang menyebutkan bahwa terdakwa yang keluar tahanan harus mengakui dirinya pernah menjadi mantan tahanan tanpa dibatasi waktu lama tahanan oleh MK. 

Namun, kata Mahfud, keputusan MK tersebut tidak berlaku bagi capres, cawapres maupun menteri. “Presiden, wakil presiden, menteri tidak bisa karena undang-undangnya berbeda dan setiap pengujian MK itu hanya berlaku untuk undang-undang yang bersangkutan,” kata Mahfud MD.

Baca Juga: Viral Ahok Bilang Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, PAN pun Bereaksi

Nama sempat mencuat lagi setelah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai pantas masuk kabinet kerja Presiden terpilih Joko Widodo. PSI berpendapat posisi menteri-menteri haruslah diisi oleh orang yang berkompeten, dan masuk kriteria itu.

"PSI dan saya sendiri pribadi mengenal beliau () adalah pekerja baik yang sangat kompeten," kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PSI DKI Jakarta Rian Ernest di kantor DPP PSI, Jalan K.H. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Selasa 16 Juli 2019. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO