Dampak Kekeringan, Warga Sampang Mandi di Kubangan

Dampak Kekeringan, Warga Sampang Mandi di Kubangan Warga Desa Torjunan sedang mandi pakai air kubangan yang berwarna hijau.

SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Dampak kekeringan yang melanda Kabupaten Sampang terutama di wilayah bagian utara seperti Kecamatan Robatal, Kedungdung, Banyuates, Tambelangan, Karangpenang, dan Sokobanah, warga saat ini sangat kesulitan mendapatkan air bersih untuk MCK (mandi, cuci dan kakus).

Untuk memenuhi kebutuhan MCK tersebut, sebagian warga mencari sumber air baik sumur dan waduk yang masih ada airnya. Bagi warga yang lain, terpaksa membeli air tangki yang harganya mencapai Rp 200-300 ribu per tangki.

Baca Juga: Sejuta Liter Air Bersih di Sampang Jadi Rebutan Masyarakat Terdampak Kekeringan

Akan tetapi bagi warga yang kurang mampu, terpaksa air waduk yang seperti kubangan dengan warna kehijauan akibat bercampur lumut, tetap digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, baik untuk mandi dan mencuci pakaian.

Sementara untuk kebutuhan air bersih, warga menggali lubang di sekitar waduk yang digunakan untuk kebutuhan memasak dan air minum.

"Mau gimana lagi mas, mau beli air bersih tangki tidak mampu. Ya terpaksa, air waduk yang sudah hijau ini tetap kita gunakan untuk mandi dan kebutuhan lainnya," ucap Moh. Muadi, warga Desa Torjunan, Kecamatan Robatal.

Baca Juga: Aktivis Sosial Tak Terima Dropping Air Bersih Diklaim dari Bupati Sampang

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang Agus Mulyadi yang mengetahui ada warga yang mandi menggunakan air kotor, mengingatkan warga atas dampak penyakit kulit yang mungkin mengancam kesehatannya, terutama penyakit kulit.

"Jadi dampak kekeringan ini menimbulkan terbatasnya air bersih, yang dapat menimbulkan problem terkait dengan masalah kesehatan. Sebab, masyarakat membutuhkan air bersih untuk kebutuhan mandi, mencuci, dan buang air," terangnya.

Akibat keterbatasan air ini, lanjut Agus Mulyadi, bisa membuat masyarakat mengabaikan masalah kesehatan dan lingkungan yang mulai tercemar.

Baca Juga: Kemarau Panjang di Sampang, 62 Desa Belum Dapat Bantuan Air Bersih

"Jadi, berdasarkan hasil berbagai penelitian, akibat terbatasnya air bersih merupakan salah satu faktor utama penyebab meningkatnya potensi penyakit. Seperti gatal-gatal, alergi, diare, dan semacamnya," tandasnya.

Karena itu, masyarakat harus mengantisipasi penyakit yang muncul dari penggunaan air kotor. Penyakit diare sangat potensial meningkat karena keterbatasan air bersih. (hri/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO