JEMBER, BANGSAONLINE.com - Ditunjuknya CEO Gojek Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia diharapkan merubah wajah pendidikan bangsa ini yang dinilai monoton.
Penunjukkan Nadiem Makarim dinilai para driver ojek online (ojol) sebagai sebuah lompatan besar. Nadiem yang berlatar belakang seorang entrepreneur ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi menteri yang umumnya memiliki latar belakang dunia pendidikan.
Baca Juga: Gagas Kampanye Riang Gembira, Khofifah Berbagi BBM untuk Ratusan Ojol di Sidoarjo
Harapan ini disampaikan dalam kegiatan Gathering dan Ulang Tahun Community Ojol Jember (COJ) pertama di Jakcloth Kecamatan Patrang, Jember, Jawa Timur. Kurang lebih 800 sopir ojol dari 190 komunitas ojol seluruh Pulau Jawa, Bali, Sumatera, NTB, dan NTT berkumpul, mendoakan Nadiem Makarim memiliki inovasi baru di urusan pendidikan Indonesia.
"Terpilihnya Nadiem Makarim sebagai Bos Gojek, diharapkan bisa merubah wajah pendidikan Bangsa Indonesia. Ini adalah lompatan besar Bapak Jokowi (Joko Widodo) yang rata-rata (umumnya) praktisi pendidikan, guru besar, rektor, ataupun tokoh dunia pendidikan," kata Dewan Pembina Komunitas Ojol Jember Agusta Jaka Purwana saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (27/10/2019).
Nadiem yang menurutnya tokoh entrepreneur Indonesia memiliki pengalaman lebih, yang bisa merubah wajah monoton pendidikan. "Kita tahu perubahan zaman sekarang sudah berubah maju dan pesat. Sehingga perlu dipimpin oleh orang yang maju juga. Seperti halnya Mas Nadiem yang memiliki inovasi, bergerak sebuah usaha di bidang aplikasi, bukan hanya (usaha) bidang otomotif saja," katanya.
Baca Juga: Merdeka Belajar akan Terkubur?
Pria yang juga legislator Demokrat ini yakin penunjukan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud adalah langkah tepat dari Presiden Jokowi. Apalagi saat ini mengahadapi era disrupsi, yakni era di mana masyarakat tengah menggeser aktivitasnya yang dari dunia nyata ke dunia maya.
"Jika otomotif biasa persaingannya antar satu hal saja, tapi jika kombinasi otomotif dengan aplikasi. Hal inilah contoh inovasi yang bisa diterapkan di dunia pendidikan. Di mana nantinya dapat diciptakan sebuah pola pendidikan yang dibutuhkan dan (sesuai) kemauan pasar atau penyedia tenaga kerja. Atau juga pola pendidikan yang menekankan ketika menyelesaikan pendidikan bisa berwirausaha," ulasnya.
"Apalagi kita tahu, latar belakang pendidikan Mas Nadiem juga lulusan Harvard University. Artinya kapasitas intelektualnya cukup. Tinggal bagaimana sinkronisasi dengan anak buahnya di bawah, juga dengan di birokrasi," sambungnya. (jbr1/yud)
Baca Juga: Pramuka Tak Lagi Wajib, Kwarda Jatim segera Surati Mendibudristek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News