SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kasus keributan yang terjadi antara pedagang kaki lima (PKL) di Gading Fajar Sidoarjo dan sekelompok pemuda pada Ahad (27/10) lalu, nampaknya selesai. Seorang pedagang buah bernama M. Tamsir memilih jalur kekeluargaan.
Meskipun dirinya sempat dikeroyok tanpa sebab oleh sekelompok pemuda di kawasan bundaran Jalan Gading Fajar, Kecamatan Candi, pada Ahad (27/10) malam lalu.
Baca Juga: Sejoli di Wonoayu Sidoarjo Diamankan saat Akan Transaksi Sabu Sistem Ranjau
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 23.30. Saat itu, Tamsir yang biasa berjualan di kawasan tersebut menggelar dagangan buahnya. “Biasanya mereka (para pemuda, red) datang ke sini, untuk minta uang keamanan,” tutur Tamsir, kemarin (29/10).
Dia bersama pedagang lainnya pun memaklumi hal tersebut. “Gak keberatan, memang rutin setiap hari,” cetusnya.
Sialnya, saat itu sikap para pemuda tak seperti biasanya. Ada dua orang pemuda datang lebih dulu mendekati lapaknya. “Agak memaksa sambil minta jambu air, aroma mulutnya bau minuman keras,” terang M. Tamsir.
Baca Juga: Sidoarjo Marak Curanmor! Maling Gasak Nmax Keluaran Baru Milik Pengunjung Tomoro Coffee Sidokare
Karena kesal tindakan semena-mena, Tamsir sempat terlibat adu mulut. Sialnya, hal tersebut justru membuat beberapa rekan dari dua pemuda yang menghampiri korban. “Ada sekitar lima orang, memukul, dan merusak dagangan saya,” keluhnya. Hal tersebut membuat Tamsir mengalami luka robek pada bagian bibir.
“Laporan sudah saya cabut, beberapa pihak juga sudah datang ke rumah untuk mengajak damai,” terangnya. “Saya juga sudah memaafkan, mungkin karena salah paham,” lanjut pria asli Bangkalan Madura itu.
Namun, peristiwa tersebut masih membuatnya trauma, termasuk para rekan pedagang lainnya yang berjualan di lokasi tersebut. “Belum berani jualan, menunggu pulih dan situasi kembali aman,” urainya.
Baca Juga: Kepergok Pemilik saat Beraksi, Maling Motor di Anggaswangi Sidoarjo Ditangkap Warga, 1 Orang DPO
Terpisah, Kapolsek Candi Kompol Fatahul Azmi membenarkan peristiwa tersebut. Pihaknya mengaku telah melakukan serangkaian proses mediasi untuk mendamaikan kedua belah pihak. “Sejumlah pemuda yang diduga pelaku, telah dipertemukan dengan korban di kantor desa,” ungkapnya.
Pewira dengan satu melati di pundak itu menjelaskan bahwa korban masih pikir-pikir tentang peristiwa tersebut. “Terutama untuk minta syarat ganti rugi,” paparnya. Sebab, diperkirakan kerugian yang dialami mencapai Rp 3 juta rupiah. “Biaya peralatan dan barang dagangannya yang rusak,” papar Azmi.
Pihaknya pun segera mengupayakan hal tersebut bersama perangkat desa terkait. “Terutama menandatangani kesepakatan damai, mohon waktunya,” paparnya. Pihaknya berharap agar peristiwa tersebut tidak terjadi kembali. “Garus bisa kontrol emosi, agar tidak sama-sama rugi,” pungkasnya. (cat/rev)
Baca Juga: Maling di Sidoarjo Gasak 2 HP dan Uang Tunai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News