3 Ruang Kelas dan 1 Ruang Guru SD di Jember Terancam Ambruk, Siswa Dipindah ke Musala

3 Ruang Kelas dan 1 Ruang Guru SD di Jember Terancam Ambruk, Siswa Dipindah ke Musala Salah satu guru menunjukkan keretakan di salah satu ruang kelas.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Dinding dan lantai bangunan SDN Langkap 02 Kecamatan Bangsalsari mengalami retak-retak. Ada 3 ruang kelas dan 1 ruang guru yang dinding dan lantainya mengalami keretakan. 

Retak yang terjadi di 4 ruangan tersebut terjadi sejak bulan Agustus 2019 lalu, dan setiap harinya retakan tersebut semakin melebar. Apabila dibiarkan, hal ini dikhawatirkan bisa mengakibatkan bangunan tersebut ambruk.

Baca Juga: Tuai Polemik, Wakil Bupati Jember Tinjau Pembangunan Sekolah Milik Yayasan Imam Syafi'i

Akibat kondisi tersebut, kegiatan belajar mengajar siswa sementara dipindah ke mushola sekolah. Apabila terpaksa, karena penggunaan mushola yang bersamaan, siswa tetap belajar di kelas, namun tempat duduknya digeser menjauh menjauh dari dinding yang retak.

"Untuk ruangan kelasnya itu, kelas 5A dan 5B, ruang kelas 6, juga ruang guru yang mengalami dinding retak. Tapi tidak hanya dinding, lantainya pun juga retak dan kalau berdiri di retakan itu terasa goyang-goyang," kata Guru Kelas 5, Zubaidah saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (3/12/2019) pagi.

Baca Juga: Begini Pesan Bupati Jember Usai Lantik 185 Pejabat

Terkait kondisi retakan dinding dan lantai ruangan itu, kata Zubaidah, sudah terjadi sejak bulan Agustus kemarin. Awalnya lebarnya retakan hanya 5 sentimeter, sekarang semakin lebar mencapai kurang lebih 20 sentimeter. "Kurang lebih sampai sekarang, berarti sudah 3 atau 4 bulanan, karena retakan itu awalnya muncul pertengahan Agustus kemarin. Sekarang retakan itu tingginya dari lantai sampai atap, kira-kira 3 meteran," katanya.

"Terkait kegiatan belajar mengajar, sementara siswa dipindahkan ke musala sekolah. Tapi karena daya tampungnya kecil, belajar di musalanya bergantian. Terus diutamakan bagi kelas yang retakannya paling mengkhawatirkan. Untuk kelas yang lain tetap belajar di kelas, tapi bangku dan kursinya agak dipinggirkan ke tengah tidak di bagian retakan," jelasnya.

Terkait kebijakan sekolah yang akan mengajukan perbaikan, lanjut Zubaidah, dirinya juga mengaku masih bingung dan berharap ada perhatian dari dinas terkait. "Karena sejak 2 bulan terakhir, sekolah kami tidak ada kepala sekolahnya, karena sudah pensiun. Sehingga terkait kebijakan, kita hanya menunggu karena tidak berani mengajukan sendiri," pungkasnya.

Baca Juga: Aktivis Pendidikan PGRI Jatim Selidiki Dugaan Kasus PTT Lolos P3K di SMPN 2 Balung Jember

Sementara itu, salah seorang siswa kelas 5B Isnain Fadzilah berharap segera ada perbaikan di ruang kelasnya. "Karena kalau belajar takut sewaktu-waktu ambruk. Semoga segera diperbaiki kelas ini, agar belajarnya lebih aman," katanya. (jbr1/yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO