SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kasus penimbunan BBM jenis Solar di Kawasan Desa Sidokepung, Buduran memasuki babak baru. Satreskrim Polresta Sidoarjo berhasil mengamankan satu tersangka. Serta menyita dua kendaraan yang sudah didesain khusus yang mampu menampung puluhan ribu liter solar.
“Satu tersangka sudah kami amankan, namun masih terus dalami,” ungkap Kapolresta Sidoarjo Kombespol Zain Dwi Nugroho, Jumat (20/12).
Baca Juga: Eks Kades Kletek Sidoarjo Dituntut 1 Tahun 10 Bulan Penjara di Kasus Dugaan Korupsi PTSL
Pihaknya mengamankan ZA (39) warga Wonocolo, Surabaya. Diduga kuat, ZA tidak sendirian dalam menjalankan bisnis ilegalnya itu. Sebab, pihak Satreskrim Polresta Sidoarjo berhasil menyita dua kendaraan operasional. Yaitu mobil pick up L 300 bernopol S 8692 HH dan truk nopol AE 8267 FB.
“Mobil digunakan untuk menampung BBM, dengan cara berkeliling ke setiap SPBU di wilayah Sidoarjo,” cetus Zain.
Nah, pada bak kendaraan tersebut terdapat tangki yang mampu menampung hingga 10 ribu liter solar. Solar tersebut kemudian ditimbun di kawasan Desa Sidokepung RT 12/RW 03, Buduran. Pihaknya juga masih mendalami modus pelaku serta jaringannya.
Baca Juga: Kanit PPA Satreskrim Polresta Sidoarjo Edukasikan Bahaya Seks Bebas ke SMP Katolik Untung Suropati
“Yang jelas tidak mungkin sendiri, usaha tersebut juga termasuk ilegal,” terang zain.
Seperti yang diinformasikan sebelumnya, pada Kamis (12/12) lalu, Satreskrim Polresta Sidoarjo menyegel bangunan semi permanen berukuran sekitar 5x10 meter, di kawasan Desa Sidokepung RT 12/RW 3 Buduran. Di dalamnya, terdapat 15 drum yang masing-masing berkapasitas 1.000 liter. Kuat diduga, bangunan tersebut digunakan untuk menimbun BBM jenis solar. Warga sekitar pun menjelaskan bahwa bangunan itu baru berdiri sejak dua minggu terkahir.
“Biasanya ada sekitar dua hingga lima orang yang bekerja,” papar Jikun, warga sekitar.
Baca Juga: Sidang Lanjutan Bupati Nonaktif Sidoarjo, Penasihat Hukum Klaim Puluhan Saksi Tak Berhubungan
Mereka, lanjut Jikun, mengaku sebagai karyawan perusahaan. Tempat tersebut digunakan hanya sebagai transit BBM solar, sebelum dikirim ke perusahaan. “Tapi aktivitas pengiriman sering dilakukan malam hari,” ungkapnya heran.
Hal yang sama juga diakui Khoirul, ketua RT setempat. Dia tidak mengetaui aktivitas apapun di kawasan lahan kosong tersebut, termasuk pemiliknya.
“Tiba-tiba saja dibangun, tidak ada izin atau laporan dari pemilik,” pungkasnya. (cat/ns)
Baca Juga: Polisi Sebut Motif Suami Bunuh Istri di Krian Sidoarjo karena Cemburu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News